Wagub Emil Dardak Cek Kondisi Lingkungan Bengawan Solo

Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak bersama Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah dan Ka Bakorwil Bojonegoro Abimanyu saat melihat langsung kondisi Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak menyusuri Bengawan Solo, di Bojonegoro, dari Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, sampai Bendung Gerak, juga di Kecamatan Kalitidu, dengan perahu wisata
Sebelum menyusuri bengawan, Emil pun mendatangi beberapa tempat, di antaranya ke Bakorwil Bojonmegoro, kemudian dilanjutkan SMK Negeri 5, dan melakukan pengecekan langsung kondisi sekitar Bengawan Solo, melihat tanggul kritis serta melihat kerusakan akibat penambang pasir ilegal dan dampak banjir.
Menurut Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistyanto Dardak mengatakan, melakukan tinjauan ke lapangan, guna mengetahui secara pasti seperti apa kondisi di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Setelah itu akan dilakukan pendataan oleh pemerintah provinsi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. “Kami akan fokus melihat ke beberapa titik di lapangan untuk dijadikan sempel yang akan kami catat dan cocokan datanya. Setelah itu baru bisa disimpulkan tindakan apa yang akan kami lakukan untuk antisipasi kerusakan lingkungan dan bencana di sungai Bengawan Solo,” kata Emil dalam kunjungannya ke Bojonegoro, Selasa (19/2).
Untuk memenuhi hal tersebut, Pemerintah Provinsi akan membantu dengan menyingkronkan program dari Kementerian, kemudian BBWS, dan Pemkab Bojonegoro, setelah mengetahui problem secara pasti.
Menurut Emil Dardak, di 99 hari kerjanya ada keberhasilan dalam penanganan kerusakan lingkungan sungai Brantas. Melalui relawan jogo kali. “Kami mendapatkan laporan kalau banyak sampah di sungai, kemudian Gubernur melakukan pengecekan secara langsung, dan ternyata informasi tersebut benar. Kemudian kami melakukan beberapa tindakan, di antaranya dengan memasang CCTV di setiap jembatan, agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai lagi,” terang dia.
Ditambahkan, Relawan Jogo Kali juga menyiapkan kontainer yang bisa dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat, sehingga tidak ada lagi yang membuang sampah di sungai. “Kebersihan sungai menjadi tanggung jawab semua pihak, mulai pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, pihak swasta dan semua masyarakat di Jatim,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Wagub Jatim itu juga menebar ribuan benih ikan ke sungai terpanjang Pulau Jawa itu.
Terpisah, perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) Hidayat mengatakan, bahwa tingkat kerusakan dibengawan solo wilayah hilir ini yang tebing-tebing longsor. Kebetulan di Bojonegoro belum ada bangunan pengendali banjir.
Kalau bendung gerak ini fungsinya untuk menahan air banjir akhir musim hujan. Semata-mata kebutuhan air di wilayah Bojonegoro kalau musim kering dibangun bendung gerak. Yang sekarang dibanguun graunsil kiri kanannya dibangun beton untuk memecah arus. ” Tujuannya, untuk mengendalikan kerusakan dibendung gerak,” ujar.
Untuk grounsil tersebut dengan panjang sekitar 500 meter diwilayah hilir bedung gerak. Kerusakan bantaran bengawan solo terjadi tergerusnya air pada pasang surut dan menyebabkan lonsor. ” Longsor akan waktu air pasang tidak longsor, namun ketika air surut terbing longsor,” jelasnya.
Menurutnya, antisipasinya itu penertiban penambang pasir. Kalau infrastuktur bengawan solo tidak mungkin sekian ratus kilo diplenseng. Harapannya kedepan bisa dibangun plesengan seperti asrik untuk menahn longsor. [bas]

Tags: