Wakil Wali Kota Probolinggo Subri Ajak Mahasiswa Jadi Wirausahawan Unggul

Wawali Subri dengan para peserta training

Kota Probolinggo, Bhirawa
Mahasiswa harus memiliki keyakinan yang muncul dari diri sendiri. Karena apabila sudah masuk ke dunia kerja, tidak akan ada perusahaan yang memberikan keyakinan kepada pegawainya bahwa ia bisa mandiri. Jika ada perusahaan yang seperti itu, tidak akan ada pegawai yang bertahan lama.
Perusahaan pasti akan memberikan pujian, sanjungan dan aturan yang mengikat. Sehingga ketika masuk di dalam perusahaan tersebut mau tidak mau pegawai dikondisikan dalam zona nyaman. Tidak ada keyakinan yang bisa membuat pegawai mandiri meskipun pegawai punya prestasi yang luar biasa.
Itulah salah satu pesan yang disampaikan Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri saat menjadi pembicara di Intermediate Training atau (Latihan Kader II) tingkat nasional, yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Probolinggo di Hall Sinar Harapan, Jalan Bengawan Solo, Rabu 24/4.
“Create dalam diri kita sendiri. Harus tumbuh keyakinan yang kuat, kalau kita ini mampu. Ayolah mindset dirubah. Kalau lulus kuliah, jangan jadi pegawai. Tetapi, jadilah wirausahawan yang unggul,” pinta Wawali Subri dalam kegiatan yang juga dihadiri Komisiner KPU Djoko Wahyudi.
Setelah mempunyai keyakinan, usia seseorang pun menentukan wirausaha yang dilakoni. Menurut Subri, pengusaha yang sukses itu dimulai di bawah usia 40 tahun. Sebab, kepekaan terhadap ketakutan dan rasionalitas sangat tinggi.
Ketika di usia muda seperti para mahasiswa, pemikiran mayoritas lempeng dan tanpa berpikir panjang. Tidak banyak perhitungan dan pertimbangan karena memulai usaha dibutuhkan mental yang kuat. Ia tidak melarang seseorang menjadi pegawai, namun ketika menjadi pegawai harus punya target kapan akan mentas dan punya usaha sendiri.
Harapan saya, adik-adik ini bisa menjadi agen perubahan untuk Indonesia yang lebih mandiri. Generasi kalian ini ada di masa transisi yang unik, generasi yang harus menyadari posisinya ada di tengah perkembangan teknologi yang luar biasa,” terang pengusaha konstruksi ini.
Training yang diikuti 27 peserta dari berbagai daerah ini dengan tema “Terbangunnya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi”.
Wawali Subri membahas tentang era 4.0. Yakni, era digitalisasi di semua aspek. Menurutnya, ada keyakinan teknologi 4.0 adalah teknologi wow, namun hampir satu dekade, mulai dari era 3.0 hanya mampu menyumbang kenaikan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sebesar satu persen.
“Tidak banyak (kenaikannya). Artinya, teknologinya siap tetapi orangnya tidak siap. Teknologi ini ada sebagian yang pro dan kontra, karena bisa membahayakan hidup masyarakat di dunia karena pengangguran makin banyak,” tutur pria yang kini sedang menempuh pendidikan S3 ini.
Empat hal yang menjadi pesan Wawali Subri dalam acara itu. Yakni, para mahasiswa itu memilih keyakinan, punya target dalam usia tertentu, tidak cepat berpuas diri dan menjadi agen perubahan untuk dirinya sendiri.
Salah seorang mahasiswa asal Madura sempat bertanya kepada Subri. Bagaimana generasinya kini bisa menjadi generasi yang lebih baik. Subri pun menjelaskan, bisa belajar dari ilmu dan pengalaman orang lain; berinteraksi dengan orang yang lebih dewasa karena akan memberikan masukan yang pasti berbeda dari pola pikir anak muda.
“Banyak baca buku tentang akherat dan dunia. Hadir dalam kegiatan seperti ini, ikut organisasi dan punya perhitungan ke depan seperti apa kehidupannya nanti. Terlepas dari takdir, kita juga harus berusaha,” ucapnya.
Subri juga meminta anak muda lebih mencintai produk Indonesia ketimbang luar negeri, tambahnya.(Wap)

Tags: