Wali Kota Malang Sutiaji Ajak Maba IKIP Budi Utomo Jaga Persatuan

Wali Kota Malang Sutiaji foto bersama Senat Mahasiswa IKIP Budi Utomi Malang, Kamis 26/9 kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Suasana memanas lantaran ada berbagai ujuk rasa di sejumlah wilayah ada pesan khusus disampaikan oleh Wali Kota Malang Sutiaji, kepada 1020 mahasiswa baru (Maba) IKIP Budi Utomo (IBU) Kamis 26/9 kemarin.
Menurut Sutiaji, menjadi kewajiban bersama untuk terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan, apalagi ditengah kondisi yang kurang bagus seperti sekarang ini. Salah satunya melalui lembaga pendidikan.
“IBU memiliki mahasiswa berasal dari seluruh Indonesia, ini diharapkan mampu menjadi wadah untuk menjaga semangat persatuan dan kesetuan bangsa,”tutur Wali Kota Malang yang juga seorang ustadz ini.
Sutiaji berpesan agar mahasiswa tetap menjaga perdamaian, khususnya di Bhumi Arema. Apalagi, kampus IBU ini merupakan salah satu lembaga pencetak tenaga pendidik di Indonesia, yang masih eksis.
“IBU adalah pintu untuk membingkai masa depan, karena salah satu upaya bagaimana membangun bangsa adalah melalui pendidikan. Meski berbeda asal, agama, dan latar belakang, tetapi bendera kita tetap sama yakni merah putih. Pesan ini yang harus disebarkan, sesuatu yang baik harus ditekankan,” tutur Sutiaji di sela program orientasi mahasiswa baru di Gedung Kartini kemarin.
Menurutnya, tugas utama mahasiswa adalah belajar. Meskipun, mahasiswa juga bisa menerapkan ilmu aplikatifnya dengan mengikuti kegiatan di luar kampus melalui organisasi mahasiswa. Namun harus tetap ada keseimbangan.
“Tetapi jangan sampai kegiatan di luar ini mengganggu tugas utama belajar. Selain itu, mahasiswa yang merupakan transisi dari remaja menuju dewasa harus pintar menyaring informasi agar mereka tidak salah arah,” pesan Sutiaji.
Sementara itu, Rektor IBU Malang, Nurcholis Sunuyeko mengungkapkan, dengan keterbatasan dosen dan rasio, makanannya dibatasi 1.020 mahasiswa yang diterima untuk masuk ke tujuh program studi.
“Yang mendaftar ada 1.500an orang, terpaksa harus dilakukan seleksi untuk menyesuaikan rasio jumlah dosen kami,” urainya. Dari seribuan mahasiswa tersebut, 50 persenya berasal dari luar Malang termasuk darai kawasan Indonesia timur. Ada juga 22 mahasiswa berasal dari 9 negara, meliputi Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.
“Di tahun ajaran baru ini, pembelajarannya lebih menekankan pada aspek perubahan dari cara belajar yang konvensional ke milenial. Lebih banyak menggunakan teknologi, dan paperless,” katanya.
Ia menambahkan, pada akhir tahun ini pihaknya akan mengusulkan status IBU menjadi universitas. “Sudah ada beberapa perguruan tinggi yang akan merger dengan IBU seiring dengan usulan perubahan statusnya menjadi universitas,” pungkasnya. [mut]

Tags: