Wali Kota Malang Target Nilai UN Masuk 10 Besar

Wali Kota Malang Muhammad Anton saat inspeksi mendadak (Sidak), Ujian Nasional (UN) di SMA 10 dan SMK Telkom Malang, Selasa (14/4) kemarin.

Wali Kota Malang Muhammad Anton saat inspeksi mendadak (Sidak), Ujian Nasional (UN) di SMA 10 dan SMK Telkom Malang, Selasa (14/4) kemarin.

Kota, Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang Muhammad Anton di sela-sela inspeksi mendadak (Sidak), Ujian Nasional (UN)  di SMA 10 dan SMK Telkom Malang, Selasa (14/4) kemarin kepada wartawan, mengutarakan pihaknya memberikan beban kepada Dinas Pendidikan Kota Malang agar nilai UN tingkat SMA dan SMK di Kota Malang masuk 10 besar di Jawa Timur.
Selama ini, menurut Wali Kota yang kerap disapa Abah Anton itu, nilai UN Kota Malang selalu kalah dengan  daerah lain. Bahkan beberapa tahun terakhir  berada di peringkat empat dari bawah. “Hasil UN tahun ini harus lebih baik. Kami minta kepada Kepala Dinas Pendidikan Bu Zubaidah, agar Kota Malang bisa masuk peringkat 10 besar. Tapi bukan peringkat ke 10,” tutur Abah Anton.
Karena itu, menurut Abah Anton, pihaknya secara khusus memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah, untuk terjun langsung ke seluruh sekolah di Kota Malang, baik negeri maupun swasta.
Turun langsung itu, lanjut Abah Anton dimaksudkan agar Dinas Pendidikan mengetahui persis persoalan, masing-masing sekolah. Utamanya terkait dengan sarana dan prasarana belajar. “Saya yakin kalau sarana belajarnya berupa gedungnya baik, siswa akan merasa nyaman dalam belajar. Jika siswa nyaman dalam belajar maka nilai ujiannya akan bagus. Makanya kita minta Dinas Pendidikan turun ke bawah,” tutur Abah Anton.
Yang paling penting lanjut dia, jika Kepala Dinas Pendidikan turun langsung ke bawah, maka semua problem lembaga pendidikan dapat segera teratasi. Sehingga masalah pendidikan di Kota Malang ini tidak berlarut-larut. “Apa saja yang kurang, dan apa saja persoalan yang dihadapi, harus dibicarakan dengan baik bersama dengan pihak sekolah dan dewan guru, sehingga semuanya bisa bekerja secara maksimal,” tuturnya.
Sementara itu, kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah, mengutarakan jika pihaknya siap menjawab tugas berat dari Walikota Malang, selaku atasanya. Pihaknya akan menjawab dengan pelaksanaan Unas yang jujur dan out put siswa yang berkualitas sehinga semakin banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Kami tentunya akan bekerja secara maksimal agar peringkat Kota Malang semakin baik. Tetapi perlu kami sampaikan pula, jika out put pendidikan di Kota Malang tidak pernah kalah dengan daerah lain, buktinya banyak alumni SMA dan SMK yang diterima di PTN ternama,” imbuhnya.
Selama ini, tutur dia alumni SMA dan SMK di Kota Malang, yang diterima diperguruan tinggi negeri  jauh lebih banyak, dibandingkan dengan daerah yang peringkatnya lebih tinggi. Ini menunjukan jika kuwalitas pendidikan di Kota Malang ini masih jauh lebih baik dibanding daerah lain. “Selain peringkat yang tinggi yang lebih penting lagi adalah, kejujuran siswa dalam mengerjakan soal. Karena nilai akhir yang baik juga harus dibarengi dengan sikap yang baik pula,” tukasnya.
Menurut Zubaidah, di Kota Malang ada sebanyak  6681 Siswa SMA   dan 9385 Siswa SMK, dari jumlah tersebut sebanyak  6.000 orang siswa akan  mengikuti ujian  Computer Based Test (CBT) atau Unas Online. Dia optimis hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bonus Rp 1 Juta
Walaupun hasil UN tak ikut menentukan kelulusan sekolah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Batu tetap memberi rangsangan bagi siswa untuk mendapat nilai tinggi. Salah satu dengan  menyiapkan bonus Rp 1 juta, bagi peraih nilai 10 untuk setiap mata pelajaran dalam UN. “Bonus dihitung per mata pelajaran. Kalau satu siswa dapat nilai 10 untuk 2 mata pelajaran ya dia dapat bonus Rp 2 juta. Tahun lalu cukup banyak yang mendapat nilai 10,” ungkap Kadisdikpora, Hj Mistin.
Bonus itu, lanjutnya, baru  dianggarkan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Total anggarannya, disesuaikan dengan jumlah peraih nilai 10 pada masing-masing mata pelajaran. Tidak hanya itu, bagi siswa berprestasi, jelasnya, juga akan diberi beasiswa ke perguruan tinggi (PT), dengan syarat, masuk jurusan Pariwisata dan Pertanian.
Hal ini ditempuh sebagai upaya untuk mendukung pengembangan pertanian dan pariwisata Kota Batu. Sebab selama ini minat siswa untuk masuk jurusan pertanian juga rendah, apalagi ada kecenderungan anak muda saat ini enggan menjadi petani. “Jatahnya ada 6 lulusan SMA/SMK/MA yang berhak atas beasiswa tersebut. Tentunya akan kami lakukan seleksi terlebih dulu,” tegas Hj Mistin di sela-sela Sidak UN hari kedua bersama Wawali Batu, Selasa (14/4).
Sementara itu, Wawali Batu Punjul Santoso mengaku walaupun UN tak menentukan kelulusan, siswa di Kota Batu tetap bersemangat untuk mengikutinya. “Sejak awal kita minta Disdikpora serius dalam menangani UN seperti tahun-tahun sebelumnya, baik dengan menggelar try out maupun rangsangan dengan bonus dan bea siswa,” tegas Punjul.
Dari seluruh sekolah yang menggelar UN di Kota Batu, ada yang menarik di MAN Kota Batu. Para peserta UN di MAN sebanyak 300 siswa setiap pagi mendapatkan sarapan gratis dari sekolah. Pemberian makan gratis ini, sudah menjadi tradisi sekolah dan sudah berlangsung 4 tahun belakangan ini.
Kasek MAN, Winarso mengatakan pihaknya sengaja memberikan nuansa lain pada saat pelaksanaan UN ini. Salah satunya memberikan sarapan gratis kepada para sisiwanya dan makan bersama itu digelar aula sekolah. “Kita ambilkan biaya dari dana BOS untuk memberi sarapan ini,” terang Winarso. [mut,sup]

Tags: