Wali Kota Probolinggo Bakal Tanam dan Bagikan Bibit Secara Massal

Wali Kota Hadi memetik anggur di KWSP.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Pertahankan Ikon Anggur Probolinggo)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin melakukan kegiatan petik anggur yang di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo. Petik anggur di Kebun Wisata Studi Pertanian (KWSP) itu ada tiga jenis anggur yang memasuki masa panen. Yakni anggur merah “Prabu Bestari”, anggur Delaware dan anggur Kediri Kuning. Hal tersebut sebagai upaya pertahankan ikon Anggur Probolinggo.
Wali kota bersama jajarannya mengecek secara langsung kadar kemanisan anggur yang baru di panen, dengan tingkat kemanisan mencapai 20 brix. “Anggur di Kota Probolinggo rasanya sangat manis dan perlu dikembangkan,” ucapnya.
Wali kota Hadi, Rabu 18/12 menjelaskan Kota Probolinggo identik dengan buah mangga dan anggur. Buah anggur merupakan salah satu ikon dari Kota Probolinggo. “Untuk itu, kita harus bisa melestarikan buah anggur dan mangga. Sehingga, kita bisa menunjukkan kepada wisatawan yang berkunjung di Kota Probolinggo, saat menanyakan khas dari Kota Probolinggo. Dan, kita bisa menunjukkan bahwa anggur dan mangga di Kota Probolinggo itu ada,” tegasnya.
Rencananya, tahun depan, di setiap OPD baik dari kecamatan dan kelurahan harus ada tanaman anggur. Pemerintah setempat melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan menyosialisasikan dan memberi contoh cara menanam anggur yang baik. Selain itu juga akan dibagikan bibit anggur kepada masyarakat Kota Probolinggo.
Wali kota mengimbau masyarakat Kota Probolinggo yang mempunyai lahan kosong bisa menanam anggur. Sehingga, bisa menambahkan penghasilan bagi warga Kota Probolinggo. “Pemerintah Kota Probolinggo terus berupaya untuk mempertahankan ikon Kota Probolinggo yaitu anggur dan mangga bisa berkembang lebih baik lagi,” ujarnya.
Plt. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sudiman menjelaskan tahun depan pemerintah berupaya untuk menggembalikan ikon Kota Probolinggo khususnya anggur. Ia juga menjelaskan anggur Probolinggo dengan anggur yang dijual dipinggir jalan lebih manis anggur di Kota Probolinggo. Dan sudah terbukti, kadar kemanisan anggur Probolinggo sudah mencapai 20 brix. Padahal dengan angka 14 brix saja, buah itu sudah manis.
“Anggur Probolinggo tidak kalah dengan anggur yang dijual di pasaran, dari rasanya juga berbeda. Saya berharap kedepannya masyarakat khususnya di Kota Probolinggo bisa lebih banyak lagi yang menanam buah anggur. Sehingga, anggur yang menjadi Ikon Kota Probolinggo lebih dikenal lagi,” katanya.
Buah anggur merupakan ikon Kota Probolinggo. Namun sayang, jika dibandingkan mangga, anggur terus menyusut jumlah populasinya. Pemerintah Kota Probolinggo pun mencanangkan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah menanam anggur, tegas wali kota Hadi.
Mulai 2020 setiap OPD dan sekolah menanam anggur di halaman kantornya. Masa kejayaan anggur sudah luntur. “Dulu saat saya anak-anak, ada perkebunan anggur milik Haji Prayit. Kebun itu bisa panen puluhan peti anggur untuk dijual setiap hari,” tuturnya. Sepeninggal H Prayit tidak ada lagi perkebunan anggur milik warga berskala besar di Kota Probolinggo.
Lebih lanjut Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo, Sudiman didampingi sekretaris dinas, Yoyok Imam S. “Dinas berusaha membuka kebun anggur percontohan, yang sekarang panen, untuk menunjukkan anggur Probolinggo masih ada,” kata Sudiman.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mempunyai dua petak kebun anggur. Lokasinya di belakang kantor dinas yang ditanami 60 batang anggur. Satu petak lagi di Ketapang berisi pohon anggun 400 batang.
Populasi anggur rakyat, per Juni 2019 jumlahnya sebanyak 4.600 batang. “Tapi bukan tanaman perkebunan, melainkan 1-2 batang di halaman warga,” katanya. Sekitar lima tahun silam, populasi anggur sekitar 6.000 batang. “Jadi ada penyusutan jumlah pohon anggur sebanyak 1.400 dalam lima tahun terakhir,” ungkap Yoyok.
Turunnya populasi anggur dipengaruhi beberapa faktor di antaranya, banyaknya pohon anggur yang mati dan tanpa peremajaan, tandasnya.
Buah anggur yang menjadi salah satu ciri khas Probolinggo, terancam punah. Kondisi itu menarik perhatian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Lembaga ini kemudian menyalurkan empat ribu bibit mangga dan anggur varietas unggul untuk dibudidayakan oleh petani dan pelajar. Ribuan bibit ini merupakan hasil budi daya Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.
Tak hanya itu, LIPI juga menggelar dialog dan pelatihan penanganan tanaman mangga dan anggur berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Dialog interaktif bersama para pakar dan peneliti LIPI ini dilaksanakan di aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Probolinggo, 2/10/2017 lalu paparnya.
“Dulu anggur itu menjadi ikon kota ini. Di mana anggur yang dibudidayakan sangat manis dan berbeda rasanya dengan anggur yang dihasilkan oleh daerah lain,” tambahnya.(Wap)

Tags: