Wali Kota Probolinggo Perintahkan Camat-Disnaker Lakukan Pengecekan

Foto: Wali Kota Hadi berikan keterangan pers terkait konflik di Papua.

(Jemput 2 Warganya di Bandara Malang)

Kota Probolinggo, Bhirawa
Konflik di Papua jadi perhatian Pemerintah Kota Probolinggo. Wali Kota Hadi Zainal Abidin pun memerintahkan para camat dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat untuk mengecek apakah ada warga Kota Probolinggo yang ada di wilayah konflik tersebut. Sedangkan pemerinah kabupaten Probolinggo masihmenunggu data falit dari pemprof Jatim akan warganya korban kerusuhan di wamena.Walikota perintahkan Dinsos jempat 2 warganya yang dipulangkan di bandara Abdulrahman Saleh Malang, siang ini Rabu 2/10 pukul 14.30 WAB.
“Dengan masih 30 warganya yang tertahan di pengungsian Wamena akan segera kami akan mengambil langkah cepat supaya bisa cepat pulang ke Kota Probolinggo. Insyaallah akan kami bantu kepulangannya, karena kami punya tanggung jawab pada warga tentunya dengan bantuan TNI dan Polri,” ucap Wali Kota Habib Hadi, Rabu 2/10.
Hingga berita ini ditulis, saat ini pengecekan sedang dilakukan oleh lima camat di Kota Probolinggo. Informasi yang beredar, satu orang warga Kota Probolinggo diketahui keberadaannya di Wamena, Papua. Yakni Mochammad Tajab, warga Perumahan Sentong Blok AB, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran.
“Sempat ada berita kalau di Kelurahan Jati ada warga yang di Wamena. Tapi setelah ditelusuri sudah pindah ke Kelurahan Kebonsari Kulon, masuk Kecamatan Kanigaran,” ujar Camat Mayangan, M Abas.Mochammad Tajab di Wamena berwiraswasta dan tergolong sukses. Ia pun kabarnya berencana pulang ke Probolinggo namun masih menunggu saudaranya.
Camat Kanigaran , Camat Kademangan dan Camat Kedopok pun terus menelusuri warga yang ada di wilayahnya masing-masing.”Warga Kecamatan Kedopok ada yang di Papua, sekarang masih kami rekap untuk kemudian dilaporkan ke Bapak Wali Kota,” tutur Camat Kedopok Imam Cahyadi.
Diperolah hasil penelusuran kami terdapat 30 warga Kedupok masih di pengungsian Wamena dan bahkan sudah ada yang di bandara Wamena, mereka siap di terbangkan ke Jawa Timur, bahkan infonya sudah 3 warga kota Probolinggo suay sampai di bandara Juanda Surabaya, tandasnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo tidak punya data resmi warganya yang berada di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Sehingga belum bisa melakukan langkah taktis untuk memulangkan mereka.”Ndak tahu, saya ndak punya data. Belum ada laporan ke saya. Saya baru tahu informasi ini, tapi kita akan cari informasi warga kita yang disana,” kata Wakil Bupati Probolinggo, HA. Timbul Prihanjoko.
Timbul mengatakan hingga saat ini, pihaknya belum mendapat informasi yang valid terkait warga yang di Wamena. Berapa jumlahnya dan dari desa atau kecamatan mana saja. Termasuk pekerjaan yang mereka jalani di tanah Papua.”Belum ada laporan yang valid. Kita cari informasinya, kalau sudah valid tentunya Pemkab Probolinggo akan melakukan langkah-langkah lanjutan,” kata politisi asal PDIP itu.
Belum adanya data yang valid juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) setempat, Achmad Arif. Ia menuturkan jika dari daftar yang terima dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, tak ada satupun warga Kabupaten Probolinggo yang masuk list. Sehingga pihaknya masih menunggu daftat resmi dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial.
“Warga negara yang di sana itu, nanti ditangani dan didata Dinas Sosial Jawa Timur. Baru yang dari Jawa Timur menghubungi kita, ini loh warga Kabupaten Probolinggo. Baru kita laporkan ke Bupati untuk mengambil tindakan,” terangnya.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, warga di wilayah Kecamatan Leces terjebak dalam kerusuhan di Wamena. Keluarga yang di Leces, cemas dan berharap ada langkah taktis dari Pemkab Probolinggo.Menurut Funa, warga Jorongan Leces suaminya Surawi tak memiliki uang untuk pulang kampung.
Lebih lanjut Funa bercerita, Surawi bekerja di Wamena sebagai kuli bangunan. Sang suami sudah merantau selama 3 bulan terakhir. Funa berharap pemerintah daerah membantu pemulangan suaminya ke kampung halaman.
Keresahan yang sama disampaikan Hasanah Warga Desa Jorongan lainnya. Hasanah juga mengaku bahwa suaminya tertahan di Wamena. Menurut Hasanah, suaminya Saiful Bahri, juga tertahan di Wamena karena tak memiliki uang untuk biaya pulang, tandasnya.
Apalagi saat ini kondisi kaki suaminya tengah terluka lantaran menginjak pecahan kaca saat kabur dalam kerusuhan di Wamena, pekan lalu. “Harapan saya sama, suami bisa pulang ke rumah. Karena kami sudah gak punya uang lagi,” paparnya.
Kepala Desa Jorongan, Masuni menyampaikan, jumlah warga Kecamatan Leces yang tertahan di Wamena diperkirakan lebih dari 300 orang. Jumlah tersebut diketahui setelah dirinya berkoordinasi dengan kepala desa lainnya yang ada di Kecamatan Leces, tambahnya.(Wap)

Tags: