Yudistira Arisandi, Pemuda Penggagas Tanaman Sayuran Hidroponik di Situbondo

Yudistira Arisandi saat merawat aneka tanaman sayuran segar hidroponik di pekarangan kediamannya di Desa Peleyen kemarin. [sawawi]

Hampir Tiap Hari Selalu Diundang sebagai Pembicara di Bisnis Pangan-Pertanian
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Di bisnis teknologi selalu saja ada hal yang baru. Pun demikian di bisnis tanaman pangan dan pertanian. Kini berkembang pesat bisnis hidroponik-tanaman aneka sayuran yang tumbuh dan ditanam di dalam bingkai paralon air. Bahkan di Kota Santri Situbondo akhir- akhir ini bisnis tanaman hidroponik mulai mewabah hampir di setiap rumah tangga. Bisnis hidroponik kini bisa dikembangkan di lahan kosong pekarangan rumah dan bahkan di lahan luas yang ada di perkebunan dengan teknologi canggih.
Salah satu yang getol dan bahkan dikenal sebagai penggagas bisnis tanaman hidroponik di Situbondo adalah Yudistira Arisandi. Pemuda yang berdomisi di Desa Peleyan Kecamatan Kota Situbondo ini sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia bisnis hidroponik. Kata Yudis, panggilan akrab Yudistira, awal ketertarikan pada bisnis tanaman hidroponik saat puteranya memiliki tugas praktik tanaman dari guru kelasnya. “Ternyata setelah kami mencoba menanam hidroponik, kian lama semakin tertarik dan kini menjadi hobi,” aku Yudistira kemarin.
Seiring dengan perjalanan waktu, ungkap Yudis, selanjutnya ia mencoba membuat lahan tanaman hidroponik yang ada di sebelah pekarangan rumahnya di Desa Peleyan. Ternyata setelah mendalami secara profesional, ia semakin tergoda dan bahkan menarik simpati anak dan isterinya. “Kini bercocok tanam dengan teknologi hidroponik sudah menjadi bagian hobi saya. Bahkan kini jumlah tanaman hidroponik semakin banyak dan akan terus saya kembangkan secara serius,” ungkap Yudis.
Ada beberapa jenis komoditas sayuran yang ia kembangkan dan budidayakan dalam beberapa tahun belakangan ini. Di antaranya, sebut pria yang sudah menyandang gelar S2 itu,  kangkung, sawi pakcoi, seledri, selada, ranti, tomat, cabai merah kecil, cabai merah besar, bayam merah, bayam belang dan beberapa jenis sayuran lainnya. “Luas tanaman yang saya kelola sekitar 6 x 15 meter dan luas lahan sekitar 10 x 20 meter,” lanjut Yudis.
Agar bisnis usaha berjalan lancar, ia sengaja memakai bahan paralon karena dapat memudahkan sistem penyiraman dan relatif hemat air. Dengan pola tanaman ini, terang Yudis, di dalamnya terdapat nutrisi abimik yang dapat menyuburkan tanaman. Kelebihan lain dengan sistem ini, di kala listik mati/padam maka paralon masih menyimpan tandon air yang bisa digunakan tatkala cuaca panas datang menyerang tanaman. “Dalam bisnis hidroponik ini perlu juga menggunakan paranet agar dapat menghalau siraman panas matahari. Selain itu kami juga menggunakan screenhouse yang bisa  digunakan sebagi hama tanaman karena jenis hidroponik ini tidak memakai bahan insektisida,” papar Yudis.

Tags: