10 Persen Warga Jatim Derita Hepatitis

dr Harsono

dr Harsono

Didominasi Usia Produktif
Surabaya, Bhirawa
Saat ini penyakit hepatitis (Peradangan atau pembengkakan liver atau hati) tidak hanya menyerang usia tua, usia produktif (Usia 20-45 tahun) juga rentang dalam penularannya. Data yang dihimpun di Dinkes menyebutkan kasus hepatitis didominasi oleh usia produktif.
Kepala Dinkes Jatim dr Harsono mengatakan, dari 10 persen atau 3.8 juta masyarakat Jatim ditemukan menderita penyakit hepatitis sedangkan 20 persennya meninggal dunia. ”Jika dulu hepatitis didominasi oleh usia tua, saat ini berubah menjadi usia produktif atau remaja,” ujar Kepala Dinkes Jatim dr Harsono, Selasa (5/1).
Harsono mengaku, banyaknya remaja yang mengidap hepatitis dikarenakan tidak menerapkan budaya hidup sehat selain itu karena aktivitas yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan asupan makanan yang cukup.
Menurutnya, kepadatan dan tingkat kesibukan yang dialami warga kota besar seperti Surabaya menjadikan penduduk kota ini, rentan terkena hepatitis. “Hepatitis mudah sekali menular terutama di kota-kota besar karena jumlah penduduk yang padat dan warganya sibuk bekerja sehingga lupa menjaga pola hidup sehat,” katanya.
Harsono menyatakan, dari enam jenis virus hepatitis, yakni virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G, yang paling sering terjadi di Indonesia adalah hepatitis A, B, dan C, sedangkan hepatitis A sering muncul sebagai kejadian luar biasa (KLB). ”Karena penularan virus ini secara  fecal oral (melalui anus dan mulut), namun bersifat akut dan dapat sembuh sempurna dengan sendirinya.
Sedangkan hepatitis B dan C ditularkan secara parenteral (pembuluh darah), yang dapat menjadi kronis hingga menyebabkan sirosis (pengerutan  liver),hingga menyebabkan keganasan (kanker hati),” paparnya.
Untuk itu pihaknya berharap kepada masyarakat khsusunya para ibu yang melahirkan untuk mengikuti program imunisasi hepatitis B. Imunisasi hepatitis B akan memperkecil seseorang tertular penyakit hepatitis.
“Memang tidak menjamin 100 persen orang yang sudah imunisasi tidak terkena penyakit, akantetapi dengan imunisasi akan memberikan perlindungan yang besar bagi seseorang akan penularan penyakit,” tambahnya.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono menyatakan,untuk memperkecil dan tidak tertular penyakit hepatitis maka seseorang harus menerapkan pola hidup sehat, seperti tidak minum yang mengandung alkohol, mengkonsumsi jenis makanan yang sehat dan seimbang.
Selain itu juga mengurangi asupan makanan yang mengandung lemak yang berlebihan, mengedalikan berat badan, tidak merokok, olahraga teratur, tidak stres, tidur cukup dan melakukan vaksinasi penyakit hepatitis B.
Sementara itu , Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Soetomo Surabaya, Prof Bambang Permono mengaku, tingginya penderita hepatitis B di Indonesia disebabkan karena saat ini obat hepatitis B tidak bisa menghilangkan virus dan hanya menekan virus untuk tidak bisa berkembang biak. Tidak bisa dihilangkannya penyakit hepatitis B dengan obat karena virus bersembunyi di inti sel hati dan obat sangat sulit menembus inti sel hati.
“Namun hepatitis B bisa dicegah dengan imunisasi, pemberian imunisasi pada balita dan remaja sangatlah penting. Terlebih untuk ibu yang melahirkan harus melakukan pemeriksaan virus hepatitis,” katanya. [dna]

Tags: