217 Tim Beradu di Ajang Peneliti Belia

25-Wali Kota Tri Riemaharini ketika mendapat penjelasan dari salah satu peserta Surabaya Young Scientist Competition 2014 (dre)Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya kembali menggelar ajang peneliti belia untuk jenjang SMP dan SMA/SMK se Surabaya. Tahun ini, sebanyak 217 tim pelajar ikut dalam unjuk hasil karya inovatif. Karya-karya yang ditampilkan meliputi bidang ekologi, fisika, matematika, dan komputer.
Salah satu peserta yang mengikuti ajang ini adalah Nurul Jadid dan Rusiaya Ayu Sundari. Keduanya adalah siswa kelas 9 SMPN 41 Surabaya. Mereka mengikuti bidang matematika dengan membuat alat hitung pengunjung perpustakaan menggunakan sensor laser.
“Kalau cara manual selama ini hanya mencatat nama di buku pengunjung. Tapi, kan tidak semua orang mau nulis. Jadi, susah menghitung rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan setiap hari,” katanya saat ditemui di Gedung Perpustakaan Bank Indonesia (eks museum Mpu Tantular), Rabu (24/9) kemarin.
Dengan sensor sinar laser yang dipasang di pintu masuk perpustakaan, alat ini bisa menghitung secara otomatis berapa jumlah pengunjung yang masuk. Apalagi, sinar laser ini dihubungkan dengan kalkurator barisan aritmatika untuk menunjukkan angka secara real time.
Alat ini pun bisa diatur untuk menghitung pengunjung yang masuk satu per satu atau secara rombongan. “Bisa diatur sesuai keinginan cara menghitungnya. Tapi, karena untuk lomba peneliti belia ini, kami atur menghitung satu per satu yang masuk. Kalau rombongan lima orang yang masuk jadi tidak bisa dihitung,” jelasnya. Dia mengaku, alat ini dibuat dalam waktu dua minggu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Ikhsan menjelaskan, Surabaya Young Scientists Competition 2014 ini merupakan ajang seleksi peneliti belia tingkat Kota Pahlawan. Dari 217 tim peneliti belian yang ikut, terdapat 151 tim membuat penelitian di bidang ekologi, 24 tim bidang fisika23 tim bidang matematika dan 19 tim bidang komputer. “Seleksinya dua hari, mulai Rabu (24/9) sampai Kamis (25/9),” katanya.
Mantan Kepala Bapemas KB Surabaya ini menjelaskan, peneliti yang lolos tingkat Surabaya akan mewakili kota ini di ajang yang sama tingkat nasional bulan November mendatang. Oleh sebab itu, juri yang menilai kompetisi peneliti belia ini berasal dari Yayasan Surya Institut.
“Lomba hari pertama para juri akan melihat semua karya-karya siswa. Kemudian, di hari kedua, para peneliti belia diminta mempresentasikan karyanya di hadapan juri. Presentasi dan tampilan karya berupa poster menggunakan bahasa inggris,” ujarnya.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini turut hadir dalam pembukaan Surabaya Young Scientists Competition 2014 ini. Dia berharap, hasil temuan peneliti belia dari siswa-siswa Surabaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Tidak sebatas hanya untuk ikut lomba. “Saya harap temuan kalian adalah problem solving yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain,” tuturnya.
Dia menyakini, dengan adanya kompetisi peneliti belia, akan banyak peneliti tingkat dunia bakal lahir dari Kota Pahlawan. Dengan demikian, Pemkot tidak akan tinggal diam. Karya-karya yang baik dan bisa dimanfaatkan orang banyak bakl dibantu oleh Pemkot mengenai hak patennya. “Saya yakin bangsa kita bisa besar karena banyaknya peneliti-peneliti yang muncul. Pemkot Surabaya pun tidak akan tinggal diam. Kami bisa bantu hak paten kekayaan intelektualnya,” tandasnya. [tam]

Keterangan Foto : Wali Kota Surabaya meninjau deskripsi hasil penelitian yang dilakukan oleh para pelajar Surabaya. [adit hananta utama/ bhirawa]

Tags: