22 Desember, Ratusan Anak PAUD di Ngusikan Jombang Basuh Kaki Ibu

Momentum basuh kaki ibu yang dilakukan ratusan anak – anak usia PAUD di Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2021, Rabu (22/12). [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Ratusan anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang melakukan basuh kaki ibu. Kegiatan yang dilaksanakan di Wisata Edukasi Ngusikan (Wedang), Rabu (22/12) ini untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kecaman Ngusikan, Kabupaten Jombang dengan Pengelola Wedang.
Di lokasi, rangkaian acara dimulai dengan kehadiran para ibu lebih dahulu kemudian menempati tempat duduk yang telah disediakan di lokasi tempat acara basuh kaki. Setelahnya kemudian disusul para anak dihadirkan di hadapan para ibu. Ini mengandung makna bahwasanya, secara kodrati, seorang ibu ada sebelum sang anak terlahir di dunia.
“Artinya ibu itu lebih menseniori pengalaman daripada anaknya. Walaupun anak itu pintar dan sepintar apapun, tetap orang tua lebih berpengalaman soal perasaan, pikiran, dan yang terpenting, ibu sudah berpengalaman lebih dulu mendidik anak sebelum ada pendidik lainnya,” ungkap panitia acara, Hartono.
Setelahnya, anak-anak PAUD itu kemudian bersimpuh di hadapan ibunya masing – masing. Hal ini menurut Hartono, posisi anak yang bersimpuh kepada ibunya merupakan salah satu bentuk penghormatan anak kepada ibu.
“Bukan menuhankan, tapi keridhoan ibu berpengaruh sekali terhadap ridlonya Tuhan,” tuturnya.
Anak-anak ini kemudian memegang tangan ibunya. Hal ini bermakna keeratan hubungan antara anak dengan sang ibu. Sehingga diharapkan, selama berada di dunia, hubungan erat harus tetap dilakukan oleh anak kepada ibu.
“Pegang erat tangan ibumu, di manapun, ketika akan menjalankan amanah atau apapun. Itu akan menjadi kendali kamu untuk ingat. Sehingga terus akan menjaga nama baik ibu dan bapak,” tuturnya lagi.
Tahapan selanjutnya yakni, anak-anak PAUD ini kemudian masing – masing memegang dan membasuh kaki ibunya dengan air. Hal ini kata Hartono, sesuai dengan filosofi Jawa dan Islam.
“Kalau mengambil referensi dari Islam mungkin karena surga di bawah telapak kaki ibu. Namun ada filosofi yang lebih dalam bahwasanya, kaki adalah letak tegaknya raga, yang di dalam raga itu ada jiwa juga. Ketika kita memegang tumpuan dari raga dan jiwa yang kita agungkan, keridhoan itu secara otomatis akan mengalir,” paparnya.
Di kaki itulah, manusia akan menjangkah setapak demi setapak dalam proses berfikirnya, dalam mengarungi realita kehidupannya. Ketika membasuh, tidak hanya satu kaki, namun dua-duanya. Karena di dalam mengarungi kehidupan, butuh keseimbangan,, tidak ada sebuah kepincangan.
Tahapan selanjutnya yakni, para ibu kemudian membisikkan doa dan harapan kepada para anak. Dilanjutkan kemudian dengan tahapan berpelukan. Pada momen ini suasana haru tampak terasa. Para ibu tampak menitikkan air mata.
“Kalau (seorang) bapak meniupkan azan ketika anak lahir, maka ibu itu bagaimana filosofisnya, doa itu terdengar oleh anaknya. Kalau usia dini mungkin belum masuk ke Psikomotorik ingatannya, mungkin hanya beberapa saja yang masuk. Tapi nanti kalau sudah SMP SMA, bisikannya itu ketikah lirih di pelukannya, itu akan terekam secara nurani,” bebernya.
Rasa haru juga dirasakan salah seorang orang tua anak PAUD bernama Luluk Maisyaroh. Ia mengaku, kegiatan seperti ini sangat berkesan dan bermanfaat. ”Mungkin ada rasa haru juga pada momen membasuh kaki ibu. Selama ini kan nggak pernah ada kegiatan itu. Jadi saya tadi terkesan dan terharu sekali,” ucap Luluk Maisyaroh.
Luluk Maisyaroh pun mendoakan sang anak agar menjadi anak yang sholehah, berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi nusa dan bangsa. ”Semoga ada kegiatan lagi yang bermanfaat seperti sekarang ini. Peringatan Hari Ibu kali ini yang paling berkesan bagi saya selaku wali murid,” katanya.
Sekadar diketahui, Peringatan Hari Ibu tahun 2021 dengan kegiatan basuh kaki ibu yang dilaksanakan oleh Himpaudi Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang bekerjasama dengan Pengelola Wedang ini diikuti oleh 420 anak PAUD. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi pada Rabu (22/12) dan Kamis (23/12).
Sementara itu, salah seorang kepala sekolah kelompok belajar, Anis Susanti mengatakan, kegiatan seperti ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa hormat anak kepada ibunya. ”Supaya lebih hormat kepada ibunya, dan lebih menghargai orang yang lebih tua. Kami sangat antusias, ini Insya Allah sangat bermanfaat bagi anak-anak, biar lebih sayang sama ibunya, walaupun sebelumnya memang sudah sayang, tapi Insya Allah setelah kegiatan ini lebih erat,” tandasnya. [rif]

Tags: