26 LPTK Unjuk Karya Praktik Pembelajaran dan Manajemen Sekolah

MTs Al-Fatich Kecamatan Benowo Surabaya saat menunjukkan sistem peredaran darah manusia. [Achmad tauriq/bhirawa]

MTs Al-Fatich Kecamatan Benowo Surabaya saat menunjukkan sistem peredaran darah manusia. [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Untuk menampilkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah 26 LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) menunjukan hasil dari pelatihan berupa pameran karya siswa, guru dan mahasiswa yang menjadi sekolah mitra USAID Prioritas Jawa Timur.
Adapun 26 LPTK terdiri dari 19 sekolah, 2 Universitas yakni Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, serta konsorsium mitra sebanyak 5 perguruan lainnya. “Melalui pameran ini kami ingin menunjukkan karya-karya terbaik implementasi pelatihan yang sudah dilakukan. Harapan kita, dari kegiatan ini, sekolah-sekolah non mitra dapat melakukan diseminasi dari pelaksanaan praktik yang baik yang sudah dilakukan,” ungkap Spesialis Pengembangan LPTK USAID Prioritas Jatim, Drs H Nur Kholis M. Ed, Admin, PhD di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Kamis (20/8) kemarin.
Adapun berbagai karya yang ditampilkan dalam pameran tersebut diantaranya berupa RPP (Rencana Pelakasaan Pembelajaran),  yang dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa dan Instrumen Penilaian, media pembelajaran, hasil karya guru, dan masih banyak lagi.
Sedangkan proses kegiatan ini sendiri adalah untuk menunjukkan hasil-hasil  karya dosen, guru dan sekolah mitra UNESA dan UINSA serta konsorsiumnya selama berpartisipasi kegiatan USAID Prioritas selama tiga tahun.
“Adapun kegitan yang mereka ikuti mencakup pelatihan-pelatihan pengembangan pembelajaran, praktek-praktek pembelajaran, pengembangan literasi, budaya membaca, manajemen berbasis sekolah dan penelitian tindakan kelas,” terangnya.
Dalam kegiatan ini mereka ingin menunjukkan kepada khalayak ramai supaya menginspirasi kepada pengunjung supaya ikut melakukan kegiatan yang sama terutama dalam proses perubahan cara pembelajaran dari konvesional, monologis menjadi dialogis, interaktif dan inovatif.
“Jadi pameran ini bukan pameran pendidikan mau jual sekolah tapi pameran hasil belajar guru, dosen dan sekolah yang bentuknya seperti itu, maka tidak nampak pernik-pernik yang begitu cantik tidak penting karena kami fokus adalah bagaimana mereka menunjukkan proses belajar mengajar yang bagus, proses belajar interaktif dan kemudian menghasilkan anak-anak yang yang kreatif,” jelasnya.
Sedangkan menurut salahsatu Waka MTs Al-Fatich Kecamatan Benowo Surabaya, Aminatuz Zuhriyah, ST yang juga mitra UINSA mengungkapkan, bahwa dengan pembelajaran yang dilakukan selama ini mengalami perkembangan yang luar biasa bagi anak didiknya.
“Anak-anak mulai cepat berkembang meskipun materi pembelajaran yang kami berikan belum selesai semua tapi mereka paham. Sebab pembelajaran yang kami lakukan tidak hanya didalam ruangan tpi juga diluar ruangan,” pungkasnya. [riq]

Tags: