75 Warga Bojonegoro Tewas Terserang Virus HIV/AIDS

imagesBojonegoro,Bhirawa
Penderita Human Immonodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Bojonegoro mengalami tergolong tinggi. Data dari kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, selama tiga tahun mulai 2013 sampai 2015 tercatat 292  orang yang terinfeksi penyakit mematikan tersebut. Data tersebut berasal dari seluruh puskesmas di Kabupaten Bojonegoro dan rumah sakit umum daerah.
Dinkes juga mencatat, dimana tahun 2013 ditemukan sebanyak 123 penderita virus HIV/AIDS dengan 31 meninggal dunia. Sedangkan ditahun 2014 ditemukan 132 penderita virus HIV/AIDS dengan 37 meninggal dunia.
Dan pada bulan Mei tahun 2015 ini ditemukan 37 kasus penderita virus HIV/AIDS dengan 7 orang meninggal dunia. Dimana tujuh orang yang meninggal dunia yakni 5 orang dari Kecamatan Trucuk dan sisanya 2 orang Kecamatan Kalitidu Bojonegoro.
Kasi Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Bojonegoro, Dr.Whenny Dyah P mengatakan, bisa jadi jumlah penderita HIV/AIDS di Bojonegoro lebih dari itu. Sebab, jumlah 292 penderita itu hanya yang dilaporkan dan tercatat di Dinkes.
” Dimana penderita virus HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro dari 2002 hingga tahun 2015 tercatat 406 orang masih hidup dan 75 orang telah meninggal dunia karena kurangnya perhatian dari dirinya sehingga membuat virus semakin menyebar ditubuh dan mengakibatkan kematian,” kata Whenny kepada Bhirawa, Senin (11/5) diruang kerjanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkes, mayoritas penderita adalah warga Bojonegoro yang sebelumnya berada di daerah lain. Kemungkian penderita sudah tertular pada saat yang bersangkutan berada di luar Bojonegoro.
“Penderita bervariasi, rata-rata masih di usia produktif. Yakni, mulai usia 20 sampai 40 tahun,” jelasnya.
Diakui, peredaran penyakit tersebut sulit di kendalikan. Pasalnya, penularan penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut sangat mudah. Bahkan, warga yang tidak pernah berinteraksi dengan penderita secara langsung ada kemungkinan juga terinfeksi.
“Bisa terjadi melalui perantara benda yang digunakan secara bergantian. Bahkan bisa terjadi melalui bergonta ganti pasangan,” tandasnya.
Lebih jauh Whenny menjelaskan, secara kasat mata, sulit membedakan warga yang terkena penyakit tersebut dengan warga yang tidak. Bahkan orang yang tampak sehat bisa saja terinfeksi.
“Penyakit tersebut terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan langsung kepada penderita,” paparnya.
Selain itu, Wheny juga menjelaskan, kalau penderita HIV/AIDS juga ada yang masih berumur balita dan anak-anak. Dengan jumlah penderita sebanyak enam balita usia 0 hingga 5 tahun yang sudah positiv mengidap penyakit HIV/AIDS.
Menurutnya, pengidap penyakit ini bukan lantaran karena pergaulan bebas karena mereka masih dibawah umur namun rata-rata mereka mengidap penyakit ini merupakan faktor keturunan dari ibu yang mengandung.
” Karena memang kesadaran masyarakat pengidap HIV/AIDS untuk melakukan perawatan rutin sangat kecil,” pungkasnya.
Ia juga mengatakan untuk balita yang terjangkit penyakit ini sebenarnya ada dibeberapa Kecamatan terutama di Kecamatan Dander Bojonegoro yang memang terbanyak orang dewasa yang mengidap virus penyakit HIV/AID.
Ditambahkan, selama ini Dinkes sudah melakukan penyuluhan ke desa-desa.Penyuluhan itu untuk memberikan pengetahuan kepada warga tentang penyakit tersebut.
“Selain melakukan penyuluhan, Dinkes juga terus memantau kondisi warga yang positif terinfeksi. Tujuannya agar tidak terjadi penularan akibat berinteraksi,” pungkasnya. [bas]

Tags: