8,76 Juta Ton Diangkut Sampah ke TPA Kota Probolinggo Sepanjang Tahun 2022

Pokmas Tunas Harapan dapat sosialisasi pengelolaan sampah dari wali kota Habib Hadi.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Habib Hadi Semangati Warga Jadi Trendsetter Pengelolaan Sampah

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Guna mengurangi sampah yang ada di lingkungan dan masyarakat bisa mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tunas Harapan Bersama Kelurahan Triwung Kidul, Senin (7/11) malam menggelar Sosialisasi Pengolahan Sampah bagi Masyarakat, di Gedung Harva, Jalan Raya Bromo.

Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menyampaikan bahwa pengelolaan sampah merujuk pada 3 M. Mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. “Dari sampah yang diolah, nantinya diharapkan punya nilai ekonomis dan mampu mengelolanya. Jangan latah ikut-ikutan yang sedang trend tapi jadilah trendsetter di bidang persampahan ini,” ujarnya.

Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, mendaur ulang dari material sampah, material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau estetika.

“Saya tertarik pada kalimat Ketua Pokmas yang seharusnya menyebutkan pengolahan sampah bagi masyarakat menjadi sampah masyarakat, itu luar biasa. Itu menjadi dua hal fungsi yang harus kita laksanakan. Mari kita bersihkan bersama-sama, jangan sampai sampah-sampah tadi bermunculan di Kota Probolinggo khususnya di wilayah Kelurahan Triwung Kidul,” tegasnya.

Kembali pada upaya pengelolaan sampah, Wali Kota Habib Hadi menyampaikan pentingnya melakukan pengelolaan jenis sampah untuk memulihkan sumber daya alam. Dalam hal ini resources recovery, dengan melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.

Habib Hadi menjelaskan permasalahan yang paling melekat di masyarakat. Dimana sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman.

Wali Kota pun berharap sosialisasi ini betul-betul dimanfaatkan oleh para peserta. Sehingga sampah yang ada di sekitarnya bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat sekaligus dapat menjaga kesehatan warganya. “Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Dedih mun lingkungan nekah berseh, se sae serah? Mudah-mudahan kabedennah pertemuan nekah, menyadarkan bahwa sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Kalau butuh peralatan seperti excavator atau bego, sampaikan. Nanti kita datangkan,” tuturnya.

Sosialisasi Pengolahan Sampah bagi Masyarakat di Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan, dengan menggandeng narasumber dari anggota DPRD dan DLH Kota Probolinggo. Volume sampah yang diangkut setiap harinya di Kota Probolinggo meningkat. Rata rata dalam sehari, petugas bisa mengangkut sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA) sebanyak 73 kilogram.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Rahma Deta Antariksa mengungkapkan, sepanjang 2022, volume sampah yang diangkut ke TPA sebanyak 8,76 juta ton. Paling banyak berasal dari perumahan sebesar 6,32 juta ton.

Selain itu, sampah ini berasal dari pasar sebanyak 1,54 juta ton. Kemudian diikuti oleh jalan dan pertokoan sebanyak 389 ribu ton. Selanjutnya, dari taman sebanyak 57 ribu ton, sampah sungai sebanyak 116 ribu ton dan terminal 41 ribu ton. Lalu, dari rumah sakit sebanyak 52 ribu ton, hotel sebanyak 4 ribu ton, restoran sebanyak 11 ribu ton dan industri sebanyak 216 ribu ton. Jika dirata-rata dalam sehari, ada 73 kilogram sampah yang dibawa ke TPA.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, volume sampah yang dibawa setiap harinya mengalami peningkatan. Sepanjang 2021, ada 25,66 juta ton sampah yang dibawa ke TPA. Atau kalau dirata-rata sekitar 70 kilogram setiap hari,” ungkapnya.

Peningkatan volume sampah ini, menurut Deta, sangat wajar terjadi. Sebab, jumlah penduduk di Kota Probolinggo terus mengalami peningkatan. Jika tahun 2021 sekitar 241.308 jiwa. Sementara di tahun ini, jumlah penduduk mencapai 242.246 jiwa. Penyumbang sampah terbesar selama ini masih didominasi oleh perumahan dan pasar.

Meski ada peningkatan volume sampah harian tahun ini, namun angka ini masih wajar dan belum termasuk tinggi. “Sekitar 80 persen lebih sampah di Kota Probolinggo berasal dari perumahan dan pasar. Sisanya baru dari sektor lainnya, seperti industri, tempat usaha hingga rumah sakit,” terang Deta.

Sampah di Kota Probolinggo juga selalu menjadi masalah hampir setiap tahun. Salah satunya, karena kapasitas TPA Bestari di Jalan Anggrek, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, yang terbatas. Saat ini, sampah yang masuk ke TPA Bestari per hari mencapai 70 ton. Dengan jumlah itu, cel tiga yang baru dibangun pada 2021 sudah terisi 80 persen. Diperkirakan, akhir tahun ini cel tiga akan penuh. Padahal, cel tiga ini ditaksir mampu menampung sampai waktu 2-3 tahun sejak dibangun.

Kabid Pengolahan dan Penanganan Sampah pada DLH Kota Probolinggo Sunjoto menjelaskan, cel tiga memiliki luas 4.200 meter persegi. Dalam kajian awal, cel tiga ini diperkirakan dapat menampung sampah selama 2-3 tahun mendatang.

Perkiraan tersebut didasarkan pada fakta saat itu bahwa jumlah sampah yang masuk ke TPA Bestari mencapai 65 ton per hari. Namun saat ini, sampah yang masuk ke TPA Bestari sudah mencapai 70 ton per hari. “Karena volume sampah yang bertambah cepat, saat ini cel tiga sudah terisi 80 persen. Artinya, sudah overload dari perhitungan awal. Dan diprediksi pada akhir tahun ini cel tiga sudah penuh,” terang Sunjoto.

Kondisi itu bisa menyebabkan muncul TPS liar. Namun, bagi Sunjoto, munculnya TPS liar lebih berkaitan dengan kesadaran masyarakat.[wap.ca]

Tags: