Agus Purnomo : Jaga Keamanan Laut, Diminta Sinergi Antar Instansi

Agus H Purnomo dalam suatu acara menegaskan perlunya sinergitas demi keamanan laut

Surabaya, Bhirawa
Sinergitas antar instansi terkait sangatlah diperlukan, khususnya dalam upaya meningkatkan keamanan, keselamatan, dan penegakkan hukum di wilayah perairan nusantara sebagai upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia diperlukan jaminan keamanan dan keselamatan pengguna jasa di laut. Oleh karena itulah sinergi antar instansi yang bertanggung jawab di bidang keamanan dan keselamatan di laut sangat diperlukan guna mengawal pemanfaatan sumber daya kelautan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Agus H. Purnomo Jumat (6/4).
Selain itu, Agus juga menyampaikan capaian dan tantangan yang dihadapi oleh dunia maritim, khususnya bidang transportasi laut dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, baik dari secara geospasial, sosial ekonomi, kebijakan institusional dan variable-variable transportasi lainnya melalui program Tol Laut, yang berupaya untuk membangun konektivitas antar pulau di Indonesia.
“Dengan Program Tol Laut ini, kita berupaya untuk menyediakan jaringan angkutan laut secara tetap dan teratur melalui penyelenggaraan pelayanan angkutan laut dengan pola subsidi, dan tentunya didukung dengan peningkatan fasilitas kepelabuhanan serta fasilitas pendukung keselamatan dan keamanan pelayaran,” terang Agus.
Menurut Agus, pola jaringan tol laut tersebut menghubungkan simpul pelabuhan utama (hub) dan pelabuhan-pelabuhan pengumpan (feeder). Pada tahun 2018, terdapat 15 (lima belas) trayek tol laut, dengan 3 (tiga) pelabuhan pangkal/muat dan 58 (lima puluh delapan) pelabuhan singgah.
Selain itu, dalam rangka mendukung kebijakan nasional swasembada daging sapi dan kerbau, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perhubungan Laut juga memiliki program untuk menjamin kelangsungan distribusi daging sapi/kerbau melalui angkutan laut dengan penyelenggaraan kapal angkutan ternak.
“Tahun 2018, kita memiliki 6 trayek kapal angkutan ternak, di mana 2 trayek dilayani oleh PT. Pelni dan 2 trayek oleh PT. ASDP melalui penugasan, dan 2 trayek lagi dilayani oleh perusahaan swasta melalui sistem pelelangan umum. Selain itu, kita juga memiliki 8 pelabuhan muat dan 7 pelabuhan bongkar,” papar Agus.
Sedang untuk menghubungkan daerah-daerah yang masih tertinggal dan wilayah terpencil, terluar serta perbatasan yang belum berkembang dengan daerah-daerah yang sudah berkembang, lanjut Agus, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga memiliki program Penyelenggaraan Angkutan Laut Perintis. Pada tahun 2018, terdapat 113 trayek angkutan laut perintis dengan 498 pelabuhan singgah.
“46 trayek dilayani oleh PT. Pelni melalui penugasan, sedangkan 67 trayek lainnya dilayani oleh perusahaan swasta melalui pelelangan umum,” imbuhnya.
Disamping itu, perhubungan laut juga memberikan subsidi untuk penumpang kapal kelas ekonomi melalui public service obligation (PSO) Kapal Penumpang PT. Pelni, membangun kapal-kapal pelayaran rakyat, serta melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana penyelenggaraan transportasi laut seperti misalnya terminal dan pelabuhan.
“Hingga saat ini, kita telah memiliki sejumlah 3295 pelabuhan dan terminal yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 2012 pelabuhan/terminal umum, dan 1283 terminal khusus/tuks,” pungkas Agus H Purnomo. [ma]

Tags: