Ajak Generasi Muda Berpikir Inovatif

Albert Edwillian Pratomo

Albert Edwillian Pratomo
Mendapat kesempatan pelajari seni budaya asing selama beberapa hari di China, mengubah cara pandang seorang Albert Edwillian Pratomo terhadap sikap generasi Muda Indonesia dalam mempertahankan seni budaya. Pasalnya, mahasiswa Sistem Informasi Bisnis Universitas Kristen Petra Surabaya ini berpendapat jika saat ini generasi muda saat ini, mudah terpengaruh dengan budaya asing dan modern yang lebih “menyenangkan” dan “berkemajuan”. Ia menilai jika kemajuan teknologi di era saat ini seperti game online, sosial media, dan sebagainya, memberi dampak yang cukup signifikan dalam menggerus budaya atau tradisi yang tumbuh di masyarakat Indonesia.
“Sebenarnya seni budaya Indonesia bagus dan beragam. Banyak mengajarkan gotong royong dan kerjasama untuk mencapai tujuan. misalnya tradisi panjat pinang” Ungkap mahasiswa angkatan 2015 ini.
Namun, lanjut dia, pada akhirnya tradisi atau budaya yang ada di Indonesia perlahan mulai ditinggalkan masyarakatnya. Sisi lain, sikap konsumtif yang yang di miliki sebagaian besar masyarakat Indonesia membuat mereka terbiasa dengan “zona nyaman”.
“Kita boleh terpengaruh, tapi nggak berhenti di situ aja. kita ngga boleh cuman jadi konsumen, kita harus berkarya
Bisa dimulai dari mengembangkan dan memodifikasi seni budaya kita” Papar laki-laki berkacamata ini. Yang sebenarnya, tambah dia, budaya yang kita miliki banyak mengandung nilai-nilai yang tidak kalah ‘keren’. “Kalau kita kembangin dan kemas dengan baik, pasti semakin banyak generasi muda dan bangsa lain yang tertarik. kita juga semakin bangga dengan seni budaya bangsa sendiri” sahut dia.
Intinya, imbuh nya, kita tidak boleh berpuas diri dan terlena dengan sifat konsumtif yang sudah tersemat dalam diri. Sebagai bangsa yang besar, sudah saatnya masyarakat Indonesia terutama generasi muda menunjukkan jika mereka juga produktif dalam berkarya yang memberikan manfaat bagi banyak orang.
Mahasiswa yang mewakili UK Petra dalam program One Belt One Road menjelaskan banyak pengalaman yang ia dapatkan selama tinggal di China. Salah satunya adalah belajar dari semangat para generasi muda China. Ia menceritakan bahwa di China, generasi muda turut dalam menyumbang pelestarian budaya. “Rata-rata disana, anak mudanya ngajari kita seni budaya mereka maupun tradisi masyarakat China. Salut banget, karena mereka masih mau menjaga kekayaan budaya mereka” imbuh dia
Semangat itu, kata dia, bisa terlihat ketika dirinya mengikuti kegiatan dayung perahu dayung naga. Di mana, dari kegiatan tersebut pihaknya belajar tentang filosofi hidup masyarakat China, yaitu semangat dan kekompakan serta berpacu dalam pengembangan diri.
Ia menilai jika seni budaya China cukup kompleks. Hal itu, menurutnya terlihat dari sejarah yang terukir sejak lama. Misalnya jika dilihat dari tulisan bahasa (Han Zi). Goresan-goresan itu, jelas dia, cukup banyak. Selain iti, satu bunyi yang dihasilkan memiliki banyak nada dengan arti yang berbeda.
“Karena kompleks jadilnya susah dipelajari. Tapi jadi salut juga sih sama mereka yang memakainya sehari-hari. Mungkin memang mereka sudah terbiasa bekerja keras” papar dia.
Laki-laki kelahiran 23 Januari 1997 ini menuturkan jika seni budaya cukup berpengaruh dalam membentuk karakter dari bangsa.
“Misalnya seni budaya China yang kompleks dan susah membuat mereka lebih terbiasa bekerja keras. Dan saya yakin jika kita bisa seperti itu, kita juga bisa menjadi negara yang besar,” pungkas dia. [ina]

Rate this article!
Tags: