Angka Inflasi di Tulungagung Terus Merangkak Naik Jadi 3,19 Persen

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi.

Tulungagung, Bhirawa.
Angka inflasi di Kabupaten Tulungagung dalam dua bulan terakhir terus merangkak naik. Di bulan April 2024 tercatat angka inflasi Kota Marmer mencapai 3,19 persen.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi, di sela rakor inflasi secara daring di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Senin (6/5), mengakui jika terjadi kenaikan angka inflasi di Tulungagung. “Sesuai rilis BPS, di bulan April terjadi kenaikan inflasi menjadi sebesar 3,19 persen,” ujarnya.

Menurut dia, bulan sebelumnya, yakni bulan Maret 2024 angka inflasi di Tulungagung sebesar 2,98 persen. “Ada kenaikan sedikit,” terangnya.

Namun demikian, lanjut Arif, meski terjadi kenaikan yang sedikit dan masih tergolong aman, laju inflasi yang kini sudah di angka tiga persen harus diwaspadai. Apalagi angka inflasi Tulungagung di atas rata-rata nasional yang sekarang sebesar 3 persen.

“Di angka tiga harus betul betul waspada. Angkanya mendekati 3,5 persen membuat kita was-was juga. Perlu segera dilakukan pengendalian sehingga bisa turun,” paparnya.

Angka inflasi dianggap aman jika berkisar di angka 2,5 persen plus minus satu. Artinya, paling rendah di angka 1,5 persen dan tertinggi di 3,5 persen.

“Tulungagung di angka 3,19 masih aman. Masih di bawah angka inflasi Jatim yang di bulan April sebesar 3,25 persen. Tulungagung masih menjadi penyumang inflasi yang rendah di Jatim,” papar Arif.

Menjawab pertanyaan, mantan Camat Campurdarat ini mengungkapkan beberapa komiditas seperti beras, bawang merah dan cabe menjadi penyumbang terbesar kenaikan angka inflasi di Tulungagung. “Harga beras naik. Belum terjadi panen raya dan musim tanam bergeser,” tandasnya.

Bahkan saat ini terjadi pula kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dari 10.900 per kilogram menjadi Rp 12.500 per kilogram. Hal ini membuat beras SPHP yang dijual di operasi pasar juga naik. Dari yang sebelumnya Rp 52 ribu per lima kilogram, kini menjadi Rp 57 ribu per lima kilogram.

“Saat operasi pasar di Pasar Tamanan baru-baru ini, stok dua ton beras tidak habis. Padahal dalam operasi pasar sebelumnya di pasar di Kecamatan Sendang dua jam habis. Mungkin karena ada relaksasi kenaikan HET dan di sekitar Pasar Tamanan ada rumah pangan kita sehingga warga tidak berminat,” paparnya.

Sedang upaya yang akan dilakukan Pemkab Tulungagung untuk menurunkan angka inflasi, Arif menyatakan akan terus melakukan operasi pasar. Selain juga dengan gelaran gerakan pangan murah. “Jadwal dan waktunya dikoordinasikan dengan instansi terkait,” pungkasnya. (wed.hel)

Tags: