Antusias Tinggi, Segera Disiapkan Buku Kedua

Editor Buku Mutiara Mutiara yang Berserak Wahyu Kuncoro (tengah), didampingi Ketua Y-AMI Yenni Darmawanti dan Founder Y-AMI Susi B Kusumaningtyas dan beberapa penulis buku saat sesi bedah buku

Surabaya, Bhirawa
Terbitnya buku antologi tersebut bukan sesuatu yang tiba-tiba. Keinginan untuk melahirkan sebuah buku berawal dari kelas menulis yang dielar Y-AMI. Kurang lebih setahun lalu, jelas Yeni, yayasan yang dipimpinnya menyelenggarakan kelas penulisan yang menghadirkan seorang wartawan senior senior, editor yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Wahyu Kuncoro,ST.,M.Medkom.
Dalam kelas penulisan tersebut lanjut Yeni, para ibu ibu dibimbing dan diajari dasar -dasar kepenulisan baik itu tulisan fiksi maupun tulisan jurnalistik.
“Saat itu Pak Wahyu mengajari berbagai jenis tulisan. Prinsipnya kami boleh menulis dalam bentuk apa saja untuk mengungkapkan kisah dan pengalaman selama membesarkan buah hati,” jelas Yeni.
Dari dorongan dan motivasi yang diberikan instruktur itulah, yang kemudian membuat bunda -bunda yang ikut kelas penulisan bersemangat.
Melihat antusias ibu-ibu dalam menulis, jelas Yenni pihaknya mulai memikirkan untuk membuat buku edisi yang kedua.
“Saya melihat ibu-ibu semakin semangat menulis, jadi tunggu saja buku kedua kami yang insyaalaha akan lebih menarik dan menginspirasi masyarakat,” kata Yeni berpromosi.
Dikonfirmasi di sela-sela acara launching, editor buku Wahyu Kuncoro mengaku dirinya sebagai editor tidak terlalu banyak mengubah materi tulisan.
“Pada edisi pertama ini saya tidak banyak mengubah cerita yang disampaikan, namun hanya melancarkan cara bertuturnya saja,” kata Wahyu. Menurut Wahyu, materi yag disampaikan para bunda bunda melalui tulisannya sudah sangat kuat pesan yang disampaikan.
“Jadi saya hanya menata teknis penulisan saja, sementara substansi masih orisinal dari tulisan ibu-ibu. Khawatirnya kalau terlalu banyak, saya edit malah membuat ibu-ibu tidak percaya diri lagi kalau menulis lagi,” jelas Wahyu. Lebih lanjut menurut Wahyu, melalui buku antologi tersebut harapannya akan memberi kontribusi pada masyarakat agar lebih peduli dan aware dengan anak berkebutuhan khusus yang ada di sekitarnya.
Ketika ditanyakan kekurangan buku ini, Wahyu mengakui masih ada beberapa kelemahan dari buku ini mengingat para penulisnya sebagian besar masih sedang belajar.
“Percayalah, kekurangan yang ada dalam buku ini tidak ada artinya dibandingkan dengan kekuatan pesan yang disampaikan buku ini,” jelas Wahyu sambil tersenyum. [ina.why]

Tags: