Dindik Bebaskan Sekolah Laksanakan Model USP/PSAJ

Wahid Wahyudi

Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur meniadakan Evaluasi Hasil Belajar Berbasis Komputer dan Smartphone (EHB2KS) tahun ini. Padahal hasil evalusi itu digunakan untuk pemetaan mutu dan kualitas sekolah.
Sebagai gantinya, Dindik menyerahkan pelaksanaan ujian sepenuhnya kepada sekolah melalui Ujian Satuan Pendidikan (USP) atau Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ). Pelaksanaan ini dimulai pada 20 Maret 2023 – 8 April 2023.
Meski menjadi kewenangan sekolah, beberapa pedoman diberikan Dindik Jatim. Diantaranya pelaksanaan USP/PSAJ dapat dilakukan dalam bentuk portofolio, penugasan, tes tertulis secara daring atau luring dan bentuk penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, misalnya dalam bentuk tes praktik.
Dikatakan Plt Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi ditiadakannya EH2BKS bukanlah hal yang berdampak. Sebab, EH2BKS bukan ujian yang wajib. Mengingat hasil pelaksanaan tersebut untuk mengetahui peta kualitas dan mutu sekolah. Sehingga bukan menjadi satu-satunya cara dan tolak ukur untuk mengetahui pemetaan lembaga.
Wahid mencontohkan misalnya saja dalam memutasi guru, pihaknya menggunakan data khusus.
“Kenapa SMA A pelajaran matematika selalu jatuh kita punya alat untuk itu. Kita juga punya alat untuk mengetahui disparitas antar sekolah. Supaya kualitas pembelajaran disparitasnya tidak tinggi data itu diperlukan. Sehingga tidak harus dilakukan pertahun tapi 2 sampai 3 tahun sekali, karena kita hanya butuh peta (pemerataan kualitas dan mutu sekolah,red) itu,” jelasnya.
Wahid melanjutkan ditiadakanmya EH2BKS juga sebagai langkah mengembalikan ujian akhir selolah ke fungsi awal yakni kewenangan ada ditangan sekolah. Sementara dalam pembuatan soal, ia mengatakan hal tersebut mengacu pada kurikulum yang diterapkan kelas 12, bisa melalui tulis, ganda, dan essay sesuai dengan AKM (Assesmen Kompetensi Minimum).
Terkait pelaksanaan USP PSAJ, Waka Humas SMAN 16 Surabaya, Ridwan mengatakan sudah berjalan sejak tanggal 20 Maret lalu dengan diikuti 377 siswa. Materi soal pun dibuat oleh tim MGMP sekolah. Mulai kisi-kisi, tabel soal, hingga telaah soal. Model ujian berbasis daring dengan menggunakan smartphone dan komputer.
“Ada dua tipe soal yang kita gunakan, 15 materi soal mata pelajaran (mapel) disusun sesuai dengan kurikulum kelas 12. Mengacu pada kisi-kisi sebelumnya,” urainya.
Usai pelaksanaan USP/PSAJ, Ridwan mengatakan pihaknya akan fokus pada pendampingan siswa untuk persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT).
Model pelaksanaan USP/PSAJ terlihat berbeda di SMAM Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya. Dalam pelaksanaan ini, sekolah justru menjalankan ujian tulis berbasis essay dan studi kasus yang terbagi dalam empat rumpun. Yakni Rumpun Umum 1 meliputi IPA dan numeristik. Kemudian Rumpun Umum 2 meliputi bahasa, seni dan olahraga. Selanjutnya, Rumpun Keislaman termasuk bahasa arab, dan Rumpun Sosial.
“Karena kami sekolah keberbakatan jadi kami ingin ujian tulis berupa essay ini juga bisa menjadi evaluasi hasil belajar siswa. Karena lewat ujian tulis ini harus ada penelitian kasus tertentu, kemudian dipresentasikan oleh siswa. Jadi modelnya kayak pembuatan skripsi. Ada pebimbingan, jika disetujui langsung penyusunan essay kemudian presentasi/pengujian dan penilaian,” jelas Waka Humas SMAMX Suardi.
Ujian tulis berbasis essay ini di SMAMX sendiri telah berjalan sejak awal Maret 2023. Sementara pengujian dan presentasi akan dilakukan pada 3 April mendatang.
Siswa dibebaskan melakukan penelitian apapun sesuai dengan rumpun yang diujikan. Standart penulisan pun hampir sama dengan penyusunan skripsi. Konsultasi minimal 2x ke guru pendamping sebelum ujian.
“Lulus tidaknya bergantung pada hasil ujian festival dan essay. Standart nilai minimal yang kita tentukan 70-75. Karena ada inklusi dan kita menerima apapun pengerjaan siswa inklusi. Jika kedepan, ujian diminta seperti ini, kita akan perluas standartnya,” pungkas dia. [ina.why]

Tags: