Awas,500 Koki Asing Serbu Surabaya

2-gat(ACCS Minta Tokoh jatim Lindungi Pekerja Lokal)
Surabaya, Bhirawa
Serbuan chef atau koki asing ke Surabaya sudah pada tahap  mengkhawatirkan.  Sekarang ini ada sekitar 300  hingga  500 koki asing yang bekerja di kota Pahlawan.Para Koki meminta tokoh Jatim memperhatikan kondisi ketenagakerjaan ini.
“Sekarang ini banyak koki asing bekerja di Surabaya. Mereka ini bekerja di hotel dan restoran. Dan  keberadaan ini mereka ini jelas-jelas meminggirkan koki lokal,” tegas  Lamiran, salah satu pengurus Asosiasi Chef Chinese Surabaya (ACCS),  di sela-sela acara halal bi halal yang digelar di Graha Pena, Kamis malam.
Ironisnya,  koki asing tersebut belum tentu memiliki ketrampilan yang  lebih  baik dalam urusan masak memasak dibandingkan  koki dalam negeri.
Meski begitu,  koki asing ini menempati posisi strategis seperti sebagai kepala dapur.  Bahkan keberadaan koki asing ini seringkali sebagai upaya untuk  pengunjung untuk datang.
Seharusnya, masih lanjut Lamiran, pemerintah harus melindungi tenaga koki local.  Caranya dengan memperketat masukan koki asing ke Surabaya. Sebab,   kemampuan tenaga koki untuk urusan masak memasak termasuk masakan dari China itu sudah bagus.
“Jadi perlu ada pembatasan jumlah koki asing yang masuk ke Surabaya dan Jawa Timur.  Tujuannya untuk melindungi  tenaga local,” tegasnya.
Kepada sejumlah tokoh masyarakat yang memberikan atensi atas keberadaan persatuan chef ini, Lamiran juga mengucapkan terima kasih serta menitipkan nasib kebijakan pekerja lokal atas serbuan pekerja asing.
Memang beberapa tokoh Jawa Timur telah memberikan atensi khusus kepada ACCS terutama Asisten 2 Sekdaprov Jatim, Hadi Prasetyo, Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim , Sahat Tua Simanjuntak, serta anggota DPR RI Adies Kadir.
“Beberapa tokoh Jatim seperti pak Hadi, pak Sahat dan Pak Adies kami harapkan bisa ikut memperjuangkan nasib pekerja lokal utamanya para chef di Jatim hingga tidak tergerus oleh pekerja asing,’ ujarnya.
Menurutnya perlu ada kebijakan tertentu yang bisa melindungi pekerja lokal dari serbuan pekerja asing, karena sebenarnya pekerja local mempunyai kualitas yang kurang lebih sama dengan pekerja asing.
Sementara dalam acara halal bi halal tersebut, hadir sekitar 700 koki yang tergabung dalam ACCS.  Dalam kesempatan tersebut juga diperkenalkan  Koperai Bina Usaha bentukan ACCS.
Turut diserahkan pula sumbangan dor prise dari para tokoh Jawa Timur yang memberikan atensi pada acara ini. Antaranya, pembagian bea siswa kepada anak yatim, dan sejumlah door price.
Di tengah kemeriahan acara,   mereka menyayangkan  Wakil Gubernur  Saifullah Yusuf yang diundang namun tidak hadir. Harapannya, mereka bias wadul soal maraknya  koki asing masuk ke Surabaya.
“Mengapa sekarang mengundang pejabat kok sulit? Mungkin karena belum ada kampanye ya,” cetus Hari Sumaryono,  salah satu undangan yang hadir. [gat]

Rate this article!
Tags: