Gandeng Pesantren dan Kiai, Tingkatkan Pengguna Vasektomi

VasektomiPemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Jawa Timur menggandeng Ulama dan sejumlah tokoh masyarakat untuk sosialisasi penggunaan Medis Operasi Pria (MOP) atau biasa disebut vasektomi. Selama ini, alat kontrasepsi untuk lelaki ini sering menghadapi sejumlah penolakan dari beberapa masyarakat.
“Sosialisasi yang paling ampuh di beberapa yakni melalui Ponpes dan lingkungan keagamaaan dengan meminta bantuan para pengurus Ponpes atau para kiai,” ujar Kepala BPPKB Jatim Lies Idawati.
Di Jatim, lanjut Lies, ada sejumlah daerah yang angka penggunaan KB jenis vasektomi lumayan tinggi. Yaitu Kab Situbondo, Kab Bondowoso, Kab Bojonegoro dan Kota Surabaya. Selain itu, ia menggandeng sejumlah kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Seperti penggerak PKK, dasa wisma, organisasi keagamaan (fatayat, aisyah) dan kelompok lainnya.
“Kita kerjasama dengan kelompok-kelompok itu karena mereka bisa langsung menjangkau ke masyarakat. Selain itu kita juga punya program PIK (Pusat Informasi Konseling) untuk remaja yang kemudian diteruskan ke sekolah-sekolah hingga Ponpes,” tegas dia.
Sebelumnya vasektomi dinilai masih kurang diminati oleh masyarakat. Namun seiring gencarnya sosialisasi dan meningkatnya pemahaman masyarakat, membuat pengguna alat kontrasespi ini meningkat.
Menurutnya, tahun ke tahun pengguna, meski jumlahnya tak terlalu signifikan. Dicontohkan, dari target MOP pada tahun 2015 lalu yakni untuk 1.934 akseptor, baru bisa dicapai sebesar 1.093 atau 56,5 persen.
“Untuk tahun 2015 kemarin termasuk sudah bagus capaiannya, tapi kami akan berusaha agar jumlah akseptor KB pria jumlahnya terus meningkat. Salah satunya kami gandeng kiai di sejumlah Ponpes (pondok pesantren) dan itu rupanya berhasil. Karena itu sosialisasi untuk penggunaan KB untuk pria akan terus kita dorong,” ungkapnya.
Untuk akseptor KB pria saat ini baru ada dua yakni MOP dan kondom. Lies menambahkan data pada tahun 2015 lalu mencatat penggunaan MOP mencapai 27.126 orang, sedangkan akseptor kondom lebih tinggi mencapai 109.045 dari total pasangan usia subur di Jatim sebanyak 8.215.650.
“Akseptor MOP di Jatim kalau diprosentasekan baru sekitar 0,33 persen dan untuk kondom 1,33 persen. Untuk kedua jenis KB ini totalnya baru 1,66 persen. Kami targetkan tahun 2016 ini bisa mencapai dia angka 2 persen,” pungkas mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim ini. [rac]

Tags: