Bangkitkan Nasionalisme, Hadirkan Mbah Tasman ke Sekolah

Mbah Tasman berfoto bersama dengan para guru, siswa dan staf administrasi SMPN Model Terpadu Bojonegoro.

Hari Pahlawan ala SMPN Model Terpadu Bojonegoro
Surabaya, bhirawa

Peringatan Hari Pahlawan yang digelar SMPN Model Terpadu Bojonegoro terasa berbeda tahun ini. Tasman, purnawirawan TNI-AD kelahiran 1941 yang juga pejuang 60-an menjadi tamu istimewa di acara yang digelar Jumat (10/11) kemarin.
Tepat pukul 07.00, acara apel pagi dimulai. Bertindak sebagai Pembina apel, mbah Tasman terlihat lantang dalam menerima hormat dari pemimpin apel. Mbah Tasman, begitu orang disekitarnya menyapa, merupakan salah satu dari beberapa pejuang 60-an yang masih hidup di kota Bojonegoro.
Di rumah sederhananya di desa Sukowati, ia sehari-hari bercocok tanam. Pengalaman yang keras dalam menjaga keutuhan NKRI membuatnya melarang anak-anaknya untuk menjadi tentara.
“Cukup Bapak saja yang merasakan pahit getirnya hidup sebagai tentara,” cerita mbah Tasman.
Di hadapan tidak kurang dari 500 orang yang terdiri dari siswa, guru, dan staf administrasi, Tasman dengan penuh semangat menceritakan kisah yang pernah dilaluinya. Kisah perjalanan pejuang Trikora tersebut mampu menyentuh hati dan perasaan orang yang hadir saat itu. Beberapa orang guru dan siswa terlihat sesekali mengusap air mata yang menetes karena haru.
Dalam kesempatan itu, mbah Tasman mengisahkan tentang pengalamannya saat ia diterjunkan pada konflik Timor-timor, perebutan Irian Barat, dan penyelesaian konflik di Kalimantan. Dengan nafas yang tersengal-sengal, ia masih dapat menceritakan bagaimana ia dan anggota makan dan tidur di hutan. Acara apel pagi dalam rangka Hari Pahlawan ditutup dengan lagu Gugur Bunga. Alunan syair yang dalam dan menyentuh dan dilantunkan dengan penuh perasaan oleh tim paduan suara binaan Ratna Meidiawati, S.Pd membuat hadirin terdiam bahkan banyak yang meneteskan air mata.
“Saya sempat terisak, namun saya berusaha menahannya. Melihat semangat Mbah Tasman untuk hidup, perjuangan membela NKRI, membuat saya salut,” ucap wakil kepala sekolah Nety Puspitasari.
Acara ini pun mendapat sambutan yang meriah dari siswa-siswi. Mereka berebut bersalaman pada sosok inspiratif yang hadir di tengah mereka. Beberapa siswa memberikan bunga sebagai bentuk apresiasi pada perjuangan para pahlawan. “Saya merasa sangat larut dalam acara tadi. Lebih meresap dalam hati daripada sekadar membaca referensi,” jelas ketua OSIS SMPN Model Terpadu Nafatio. [why]

Tags: