Banjir Rendam Ratusan Rumah di Sampang dan Blitar

Mobil BNPB disiagakan di Jalan Panglima Sudirman Sampang Kota setelah daerah ini diterjang banjir kiriman dan membuat sejumlah jalan protokol terendam air, Rabu (13/4). [nurkholis]

Mobil BNPB disiagakan di Jalan Panglima Sudirman Sampang Kota setelah daerah ini diterjang banjir kiriman dan membuat sejumlah jalan protokol terendam air, Rabu (13/4). [nurkholis]

Sampang, Bhirawa
Kota Sampang kembali tergenang banjir kiriman dari daerah Utara Kota Sampang, akibatnya ratusan rumah warga tergenang air. Bahkan sejumlah ruas jalan protokol di Sampang Kota tak bisa dilintasi, Rabu (13/4).
Akhir Februari 2016 lalu, bahkan Kota Sampang sempat tergenang banjir setinggi 2 meter selama 4 hari berturut-turut yang meliputi 13 titik yang tersebar di 7 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Sampang.
Sedangkan banjir kemarin mulai masuk ke Kota Sampang sejak pukul 01 dini hari dengan areal terdampak 8 titik yang terdiri dari 6 desa dan 2 kelurahan di Kabupaten Sampang.
Kepala BPBD Sampang Wisnu Hartono menjelaskan banjir saat ini terjadi di 8 titik, di antaranya Desa Kemuning, Pasean, Banyumas, Gunung Maddah, Pangilen dan Desa Panggung. Selain itu Kelurahan Dalpenan dan Rongtengah.
Wisnu mengatakan, pihaknya memprediksi banjir kali ini akan mulai surut dalam waktu dekat dengan catatan di wilayah Utara Sampang tidak turun hujan.
Pantauan di lapangan, meski banjir mencapai ketinggian hingga 1 meter, banyak masyarakat memilih bertahan di rumah masing-masing. Namun, sejumlah kendaraan warga diungsikan ke dataran yang lebih tinggi.
Banjir melanda di wilayah Kota Sampang, mulai dari Jalan Panglima Sudirman, Jalan Garuda, Jalan Bahagia, Jalan Trunojoyo dan lainnya.
Sedangkan hujan deras yang melanda wilayah Blitar pada Senin (11/4) malam  mengakibatkan 8 desa di 2 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar terendam banjir.  Bahkan banjir juga menyebabkan air masuk ke dalam rumah-rumah warga hingga setinggi lutut orang dewasa, namun warga tidak mau mengungsi dan memilih bertahan di rumahnya.
Tak hanya itu, banjir ini juga menggenangi jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Tulungagung, hingga setinggi setengah meter.
Salah-satu warga mengaku, banjir dikarenakan hujan deras yang terjadi selama 4 hari terus menerus. Imbasnya air Sungai Togokan yang bermuara di Sungai Brantas meluap.
“Banjir terjadi sejak Senin dini hari hingga sekarang. Sehingga kami dan juga warga yang lain sibuk membersihkan rumah masing-masing,”ujar Moh Makhrus, Rabu (13/4).
Sementara itu Nur Khamim, Kepala Desa Karangayam mengatakan  sedikitnya ada 8 desa di 2 kecamatan yang terendam banjir. “Dua kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Srengat meliputi Desa Karanggayam, Pakisrejo, Krejen dan Purwokerto. Sedangkan di Kecamatan Wonodadi meliputi Desa Kunir, Gandekan,Kolomayan dan Twangrejo,” kata Nur Khammim.
Desa  Pakisrejo di Kecamatan Srengat menjadi wilayah paling parah di Kabupaten Blitar yang terkena bencana banjir. Jika di daerah lain banjir mencapai ketinggian 30 cm, di Desa Pakisrejo ketinggian air mencapai 50 cm.
Di Desa Pakisrejo sendiri banjir menyebabkan 100 hektare lahan pertanian serta 200 lebih rumah warga terendam banjir. Akibatnya, kegiatan ekonomi warga berhenti untuk sementara waktu. Tak hanya itu, sekolah juga diliburkan karena air masuk ke dalam sekolah dan meluber hingga ruang kelas. Di Desa Pakisrejo sendiri ada 2 SD dan 2 TK yang kegiatan belajar mengajarnya terpaksa dihentikan.
Kepala Desa Pakisrejo Aneg Sunggoro mengatakan, banjir yang terjadi kali ini disebabkan oleh hujan lebat yang menyebabkan air sungai meluap. Banjir kali ini menurutnya merupakan  banjir terparah yang pernah terjadi di desanya.
“Penyebab banjir menurut saya adalah karena sungai itu kurang dalam, jadi ada pendangkalan dan air meluap karena sungai tidak lagi kuat menampung,” kata Aneg.

Tulungagung Hujan Deras
Sementara itu guyuran air hujan yang terus berlangsung di Tulungagung membuat sejumlah daerah di wilayah tersebut masih tergenang banjir. Bahkan di beberada tempat yang sebelumnya tidak banjir, Rabu (13/4), terlihat mulai tergenang banjir.
Meluasnya daerah banjir dikarenakan banyak sungai yang tidak muat menampung air akibat hujan selama dua hari terakhir. Tidak hanya jalan beraspal yang kemudian berubah layaknya sungai, tetapi air juga sudah merendam areal persawahan. Tak terkecuali juga memasuki rumah warga, musala dan sejumlah sekolah.
Muslih (45), salah seorang warga Kelurahan Jepun Kota Tulungagung, Rabu (13/4), mengungkapkan air menggenangi ruang keluarga dan ruang tamunya pada pagi hari sewaktu subuh. “Subuh-subuh air tiba-tiba masuk rumah. Padahal saat hujan kemarin tidak sampai masuk rumah,” ujarnya.
Di daerah sekitar rumah Muslih setidaknya ada tujuh rumah yang mengalami hal serupa. Musala yang dekat dari rumah Muslih pun tak luput digenangi air banjir. “Di musala tadi airnya sampai selutut orang dewasa,” tuturnya sembari kembali membersihkan ruang tamu rumahnya dari sisa air banjir.
Di beberapa tempat lainnya di Kota Tulungagung mengalami hal serupa. Seperti di Kelurahan Karangwaru dan Kelurahan Bago. Hampir seluruh Kecamatan Boyolangu termasuk Desa Tanjungsari, Desa Serut, Desa Sobontoro, Desa Moyoketen, Desa Beji dan Desa Gedang Sewu serta sebagian Kecamatan Kedungwaru di antaranya Desa Plosokandang juga masih tergenang banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Suroto Ssos, MSi ketika dikonfirmasi menyatakan intensitas curah hujan yang tinggi membuat sebagian daerah Tulungagung menjadi banjir. “Tetapi ini akan segera surut kalau tidak hujan lagi,” katanya berharap.
Menurut Suroto daerah dekat rawa dan yang medannya rendah hampir bisa dipastikan akan kebanjiran kalau diguyur air hujan dengan intensitas tinggi. Dan itu terjadi setiap tahun. “Untuk yang kemarin di Desa Moyoketen dan Desa Gedang Sewu sudah kami bantu sembako,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, tiga desa di Tulungagung kebanjiran akibat diguyur hujan lebat pada Senin (11/4) malam. Ketiga desa itu adalah Kelurahan Jepun di Kecamatan Kota Tulungagung dan Desa Serut serta Desa Tanjungsari di Kecamatan Boyolangu. [lis,htn,wed]

Tags: