Bappeda Litbang Kota Probolinggo Tingkatkan Peran Perempuan-Lansia dalam Pembangunan

Sekda drg Ninik Ira Wibawati dalam musrenbang.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Badan Perencanaan Pembangunaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Probolinggo melakukan inovasi dalam proses perencanaan pembangunan dengan melaksanakan Musrenbang Perempuan dan Lansia, di Aula Kesbang.
Sekretaris Bappeda, Aries Santoso, Selasa 4/2/2020 menyampaikan, maksud dan tujuan pelaksanaan musrenbang kali ini, adalah menyediakan forum komunikasi dan diskusi bagi perempuan dan lansia untuk ikut serta memikirkan pembangunan. Dan sekaligus memacu akses dan partisipasi perempuan dalam proses perencanaan pembangunan serta mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
“Selain itu, dengan adanya musrenbang ini kami mengajak para perempuan dan lansia untuk menyampaikan segala aspirasinya terhadap berbagai permasalahan yang ada di Kota Probolinggo serta bagaimana solusi pemecahannya,” ujarnya.
Sekda Kota Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati menyatakan, perempuan harus menjadi bagian yang mendorong kemajuan Kota Probolinggo. “Akan dua kali lebih maju dan lebih baik, karena perempuan dan anak juga sudah dilibatkan dan terlibat dalam perencanaan pembangunan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, sekda perempuan pertama di Kota Seribu Taman itu menuturkan, dengan kebijakan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia serta Perwali Kota Probolinggo Nomor 36 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender. Dimana dalam realisasinya, katanya, terbentur dengan berbagai peraturan perundangan yang ada.
“Tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGS,red), adalah pelaksanaan pembangunan harus inklusif. Yaitu semua pihak saling mendukung, berperan, berkontribusi, berpartisipasi dan tidak ada yang tertinggal dan terabaikan,” tuturnya.
Seperti diketahui, Pemkot Probolinggo sangat mengapresiasi peran dan partisipasi perempuan. Hal itu bisa dilihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih, salah satunya di tahun 2018 lalu. Dimana Pemkot mendapat penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Madya dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Mengusung tema “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo melalui peningkatan peran wanita dan lansia yang mandiri, kreatif dan berdaya saing”, diharapkan perempuan dan lansia mendapatkan kesempatan untuk mengetahui proses perencanaan pembangunan. “Melalui forum ini sekaligus dapat meningkatkan akses, partisipasi, kontrol sekaligus memberikan manfaat yang besar,” tandasnya.
Mendukung upaya perencanaan pembangunan Kota Probolinggo Tahun 2021, musrenbang yang berlangsung menggandeng 3 narasumber untuk memberikan materi diskusi terkait. Diantaranya dari Bappeda Litbang, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan materi keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan KKG, dan dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, mewujudkan pembangunan daerah yang ramah lansia.
Musrenbang diikuti sebanyak 106 orang, terdiri dari perencana OPD, unsur PKK, organisasi perempuan, dan lansia. Dimana pada siang harinya, giat akan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang terbagi menjadi 3 kelompok. Yakni, infrastruktur kewilayahan, PPM kesra/sosbud dan ekonomi.
Sehari sebelumnya Bappeda Litbang menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik 2021 bagi pelaku usaha di Kota Probolinggo. Musrenbang ini dimaksudkan sebagai penyusunan Rencana Kerja Perangkat Derah (RKPD) tahun 2021 sebagai dokumen perencanaan tahunan Kota Probolinggo. Dibuka Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri dihadiri Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Nanang Agus Santoso, Kepala Dispopar Budi Krisyanto, musrenbang juga dihadiri 160 orang dari UMKM, pelaku ekonomi kreatif, pelaku usaha pariwisata dan perusahaan swasta.
Subri menuturkan kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali, mengidentifikasi, isu-isu strategis melalui musrenbang tematik bagi pelaku usaha. Diketahui, saat ini jumlah UMKM Kota Probolinggo tahun 2019 berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebanyak 6.119 terdiri dari 29 (0.48%) usaha menengah, 118 (1.93%) usaha kecil dan 6.035 (98.62%) usaha mikro.
Jumlah dan skala industri di Kota Probolinggo tahun 2019 berdasarkan Permenperin 64 tahun 2016 tentang klasifikasi industri, sebanyak 1.162 unit usaha, disebutkan diantaranya adalah 5 unit (0.43%) industri skala besar, 22 unit (1.89%) industri skala menengah dan 1.135 unit (97.68%) industri skala kecil.
Wawali Subri mengungkapkan, sesuai pengalamannya, membangun usaha itu harus memiliki komitmen tinggi. “Yang utama adalah komitmen harus kita bangun dalam menjalankan usaha kita, jangan sampai kita lemah, kita putus asa, tidak berani mengambil keputusan, ini penting,” pesannya.
Usaha yang dijalankan pun harus linier dengan bidang kemampuan yang dimiliki. “Karena otak kita memiliki keterbatasan berpikir dan tenaga kitapun juga. Dalam menjalankan usaha kita harus memikirkan resiko, biaya, perencanaan, marketing, sampai dengan eksekusinya. Jangan sampai kita berhenti di tengah jalan karena harus memikirkan usaha yang berbeda-beda bidang itu,” ungkap Subri.
Sesuai tema musrenbang, yaitu Penyiapan Kemandirian Pelaku Usaha Dalam Membangun Perekonomian yang Berdaya Saing, Subri berpesan pada pelaku usaha untuk selalu menjaga kualitas produknya. Yakni dengan mendapatkan regulasi dari Dinkes seperti izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), tambahnya.(Wap)

Tags: