Belajar dengan Alam, Bimbing Siswa Berkebutuhan Khusus dan Reguler

Sejumlah siswa SD Sains Situbondo saat mengikuti kegiatan pembelajaran ekstra dengan didampingi tenaga pendidik. [sawawi]

Lebih Dekat dengan Aktifitas SD Sains Situbondo
Situbondo, Bhirawa
Di Kabupaten Situbondo, saat ini berdiri sekolah alam. Namanya SD Sains Situbondo. Disana semua siswa menerima materi pendidikan yang berdekatan langsung dengan kondisi alam sekitar. Mereka juga dibekali pengetahuan tentang belajar bercocok tanam dan berbaur secara langsung dengan masyarakat dengan cara pendekatan secara humanis.
Sekolah Dasar Sentra Anak Inklusi Situbondo Jatim (SD SainS Situbondo) ini beralamat di Jalan Baluran Nomor 25, Dusun Perayaan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Menurut perintis SD Sains Situbondo S.T. Wati Sulasminingsih, semua siswa kini berjumlah 55 orang, 31 siswa diantaranya merupakan anak berkebutuhan khusus. Sisanya, ungkap Wati, 24 orang tercatat normal namun sebagian sudah ada yang berusia 25 tahun hingga 47 tahun. Meski demikian, aku Wati, para siswa memiliki ketangkasan tersendiri dalam berbagai bidang olahraga.
“Siswa kami juga pandai dalam menghafal Al Quran serta piawai dalam menguasai mata pelajaran umum,” ujar Wati.
Wanita yang kini juga merangkap sebagai kepala Sekolah Sains Situbondo itu menambahkan, dalam proses belajar mengajar (PBM) para siswa mendapatkan perlakuan khusus dari para pendidik. Selain siswa rata rata cerdas juga mempunyai ketangkasan dalam bidang olahraga seperti cabang olahraga berkuda, panahan dan berenang serta bola volly.
“Selain itu, para siswa kami bimbing mapel Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Madura, PKN, IPS, IPA dan PAI. Mereka juga mengikuti ekstrakurikuler seperti mengikuti kegiatan pramuka, qiroah, penelitian dan aneka olahraga,” jelas S.T. Wati Sulasminingsih.
Lebih lanjut Wati menegaskan, SD Sains Situbondo memiliki visi dan misi yang bagus yakni berakhlak mulia dan mandiri. Sedangkan slogannya, aku Wati, berbunyi ‘berteknologi tapi tetap berbudi, cendekia tapi tetap berbudaya, cinta agama, keluarga dan bangsa’. Tak hanya itu, sebut Wati, dalam mendidik siswanya yang membutuhkan perlakuan khusus itu juga dibekali dengan kemandirian dan life skill. “Kami juga memberi pembelajaran marketing, berkebun, beternak, tata boga dan busana,” sebut Wati.
Salah satu pendidik Dina Budi A SPd, menimpali, semua siswa SD Sains Situbondo setiap hari Minggu, mengikuti kegiatan life skill seperti ketangkasan berkuda, panahan dan berenang. Untuk kegiatan life skill, aku Dina, siswa wajib mengikuti secara bergantian setiap dua pekan sekali. Khusus untuk kegiatan akademik, sambungnya, semua siswa SD Sains Situbondo masuk selama 5 hari dalam menerima pembelajaran. “Para siswa juga dibekali dengan pelajaran budi pekerti dengan cara pengenalan tata krama dan norma agama, hafidz juz 30, hafalan Alquran, do’a, hadist dan sholawat,” beber Dina.

Sekolah Intens Gali Bakat dan Potensi Siswa
SD Sains Situbondo memiliki banyak kelebihan dimata siswa berkebutuhan khusus. Diantaranya aktif dalam kegiatan di luar akademik, seperti mengikuti kompetisi lokal dan Kabupaten Situbondo setiap menghadapi peringatan pada hari besar nasional. Sekolah ini juga intens melakukan penggalian bakat dan potensi siswa dengan cara roadshow ke-radio dan tv lokal serta melakukan praktik marketing di pasar, alun-alun dan di tempat umum yang mendukung munculnya potensi siswa. Selain itu sekolah juga melakukan kegiatan ESQ setelah ujian.
Menurut Kepala SD Sains Situbondo, Wati, secara umum semua siswa mendapatkan pelajaran sebagaimana siswa pada umumnya. Yakni, sebut Wati, semua siswa diberi pembinaan tambahan dan terapi khusus bagi yang bermasalah dalam memahami sebuah konsep materi. Khusus siswa yang masuk katagori anak berkebutuhan khusus (ABK), aku Wati, pihaknya melakukan kerjasama dengan dokter anak yang dirujuk orang tua siswa. “Jika membutuhkan psikolog dan psikiater, maka ada pendamping dari orang tua dan guru secara berkesinambungan. Bahkan sampai pemboardingan seperti asrama jika kondisi seperti itu yang dibutuhkan,” papar Wati.
Sri Wahyuni, salah satu pengajar SD Sains Situbondo menerangkan, siswanya sebagian besar berasal dari berbagai desa di Wilayah Kecamatan Panarukan, Situbondo dan Panji. Sedangkan jumlah tenaga pendidik tersedia sebanyak 11 orang, akunya, yang mengajar secara ikhlas tanpa penyediaan gaji yang memadai. Sedangkan, untuk kebutuhan proses belajar mengajar, lanjut Sri Wahyuni, SD Sains Situbondo mendapatkan subsidi dari Yayasan Cerdas Ceria Inovatif dan Eksklusif.
“Sisanya kami menggunakan biaya bimbingan dari siswa reguler (siswa normal, red). Lalu ada dari pemasukan biaya bimbingan dari siswa ABK, dengan besaran biaya yang bervariasi,” tutur Sri Wahyuni. [awi]

Tags: