Berbagi Kisah Melalui ‘Pelangi di Dinding Puskesmas’ Surabaya

Desy Ana Yundari AMd Keb dan dr Ardiani Vica bersama anggota Posyandu Remaja Puskesmas Pacarkeling Surabaya saat launching Buku Pelangi di Dinding Puskesmas. [sufendhi dimyati]

Surabaya, Bhirawa
Buku Pelangi di Dinding Puskesmas, Antologi Kisah Manis Remaja Inspiratif, yang ditulis anggota Posyandu Remaja (Posrem) Puskesmas Pacarkeling Surabaya akhirnya resmi diluncurkan. Buku istimewa karya remaja binaan Puskesmas ini dilaunching di Taman Mundu Kota Surabaya, Sabtu (13/10) lalu.
Menurut Pembina Posrem Puskesmas Pacar Keling, Desy Ana Yundari AMd Keb, kegiatan ini merupakan terobosan baru, sebab para remaja yang dibina tidak hanya mendengarkan ceramah atau sosialisasi tentang pentingnya kesehatan saja. Tetapi para remaja itu juga diarahkan untuk bisa menulis apapun, termasuk menulis buku.
“Kegiatan kami ini merupakan terobosan baru, dimana para remaja anggota Posrem tidak hanya diberikan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan, tetapi juga dibina dan diarahkan untuk bisa menulis, termasuk menulis buku. Dan Alhamdulillah kini sudah jadi buku ber-ISBN,” ujar Desy yang hadir bersama Pembina Posrem lainnya dr Ardiani Vica saat peluncuran buku karya anggota Posrem itu.
Alhasil bidan kelahiran Pamekasan itu bersama pembina lain dan tutor menulis akhirnya berhasil mendorong remaja binaannya untuk mengekspresikan ide melalui tulisan. Sehingga kini buku setebal 96 halaman yang ditulis 20 perwakilan siswa SMP dan SMA wilayah Pacarkeling ini, diendors oleh Kepala Puskesmas dr Suluh Raharjo itu dapat dinikmati khalayak.
“Karena kami meminta untuk menuliskan kisah yang paling berkesan yang dialami anak-anak. Agar benar-benar berhikmah bagi mereka sendiri dan para pembaca bukunya,” tandas Desy.
Menariknya, buku ini baru satu-satunya karya Posrem Puskesmas di Surabaya. Tulisan ini bukan cerpen belaka melainkan kisah insipartif yang sarat hikmah.
“Kita harus repot berkarya bukan repot lain. Kalau repot berkarya hidup ini akan bernilai. Beda kalau repot yang tidak penting, yang mubadzir. Orang kalau sudah tidak repot berkarya, itu gejala awal penyakit kegagalan hidup melanda. Maka terus berkarya agar sukses dan bahagia,” tandas Desy.
Salah satu penulis Buku Pelangi di Dinding Puskesmas, Ananda Puti, mengaku semakin termotivasi setelah karyanya diterbitkan dalam bentuk buku sehingga bisa dibaca siapa saja, dan bisa memberikan inspirasi buat pembacanya. Maka ke depannya siswa kelas VIII SMPN 29 Surabaya itu berharap dapat lebih produktif lagi sehingga bisa menerbitkan buku lagi.
“Saya sangat bangga karena ini karya pertama saya. Semoga konsisten untuk bisa menulis buku lagi,” harapnya.
Ananda Puti menulis dengan judul ‘Terjatuh’. Dia berpesan kepada para pembacanya agar memiliki tubuh yang kuat agar tidak mudah jatuh atau sakit, sehingga selalu sehat dan bersemangat dalam menjalani hidup ini.
Sementara itu, rekan Ananda Puti, Ahmad Fauzi pun mengaku bangga. Ia tidak menyangka dirinya bisa menjadi penulis. ”Saya hanya menulis satu judul cerita tetapi ini malah jadi buku,” ucap siswa kelas VIII SMPN 29 Surabaya itu dengan wajah berbinar-binar.
Fauzi menulis ‘Hikmah di Balik Penyesalan’. Pesan dari tulisannya yaitu untuk meraih prestasi dibutuhkan perjuangan penuh pengorbanan dan bekerja keras dengan semangat tinggi.
“Semoga saya bisa membuat cerita-cerita yang lain dan lebih dengan sarat hikmah,” ucap Fauzi. [fen]

Tags: