Beredar Tiket Pertandingan Palsu, Manajer Persenga Diperiksa Polisi

Dua calo tiket palsu pertandingan Persenga yang diamankan Polisi dari Stadion Anjuk Ladang. [ristika/bhirawa]

Dua calo tiket palsu pertandingan Persenga yang diamankan Polisi dari Stadion Anjuk Ladang. [ristika/bhirawa]

Nganjuk, Bhirawa
Klub Divisi Utama Persatuan Sepak Bola Nganjuk (Persenga) digerogoti oleh pengurusnya sendiri dengan mengedarkan tiket palsu. Dua calo tiket palsu yang berhasil diamankan Dian Dwi Ferry (27) warga Desa Getas Kecamatan Tanjunganom dan Budi Santoso (30) warga Kelurahan Bogo Nganjuk mengaku aksi mereka atas sepengetahuan Joni Tri Wahyudi (41) yang juga manajer Persenga.
Peredaran tiket palsu pertandingan Persenga terbongkar saat digelar laga Persenga Nganjuk melawan PSBI Blitar di Stadion Anjuk Ladang, Rabu (30/4) kemarin. Kecurigaan beredarnya ticket palsu tersebut berawal saat panitia pertandingan melihat banyaknya jumlah penonton di stadion dengan jumlah penjualan ticket resmi di loket yang cuma laku sedikit. Selanjutnya, panitia mencurigai Dian dan Budi karena keduanya tampak hilir mudik dan dikerumuni calon penonton.
Setelah memastikan keduanya telah menjual ticket palsu, lantas panitia melapor ke Mapolsekta Nganjuk. Begitu mendapat laporan, petugas yang kala itu sedang mengamankan jalanya pertandingan langsung mengamankan keduanya dan digiring ke Mapolsekta berikut barang bukti dari tangan pelaku, polisi menyita 82 lembar parcis serupa dari tangan Budi, ditambah 25 lembar di tangan Dian, sehingga totalnya ada 107 lembar karcis serta uang Rp 170 ribu.
Kapolsekta Nganjuk, Kompol Damin membenarkan pihaknya telah mengamankan pelaku penjual tiket yang diduga palsu. Bahkan, dalam kejadian ini ada indikasi keterlibatan pengurus Persenga. “Dua calo tiket palsu yang kami amankan mengaku mendapat ticket dari Joni Tri Wahyudi manager Persenga,” terang Kompol Damin.
Sementara, Jony Tri Wahyudi dalam keteranganya kepada Polisi mengatakan bahwa kebetulan pada saat itu dia mendapat 20 lembar tiket yang tidak bersetempel dan diberikan kepada Dian dan Budi. “Tapi itu hanya di berikan saja tidak untuk diperjualbelikan,” ujar joni.
Sementara itu Ketua Panpel Persenga, Suprapto, menjelaskan, selama tiga kali berturut-turut, Persenga selalu merugi ketika menggelar pertandingan di Stadion Anjuk Ladang. Pertama kali, pertandingan antara kesebelasan, Persinga Ngawi, telah merugi sekitar 50 % dari penjualan tiket semestinya. Idealnya, setiap kali pertandingan, rata-rata panitia memperoleh hasil Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Namun, ketika melawan Persinga Ngawi, hanya mendapat Rp 26 Juta.
Pertandingan berikutnya Persenga Nganjuk melawan PSBK Blitar Kota, panitia mengalami penurunan perolehan uang hasil penjualan tiket. Panitia hanya mendapat sekitar Rp 11 juta. Yang terakhir, melawan PSBI Blitar, hanya sekitar Rp 15 juta. “Dengan jumlah penonton yang penuh setiap pertandingan digelar, mestinya panitia untung, karena semua tribun dan lapangan penuh,” jelas Suprapto. [ris]

Tags: