Berempati Tragedi Stadion Kanjuruhan, Wisudawan UMM Kenakan Pita Hitam

Hening Sejenak Wisudawan UMM berdoa untuk korban tragediu Kanjuruhan.

Kota Malang, Bhirawa
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober lalu membawa duka mendalam bagi masyarakat Indonesia bahkan seluruh dunia. Tak terkecuali Wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke 105 periode ke III tahun 2022, Selasa (4/10) lalu.
Meski tengah menikmati pengukuhan menjadi sarjana, mereka juga merasakan keprihatinan atas peristiwa yang menewaskan 131 jiwa itu. Para wisudawan beserta orang tua mengenakan pita hitam sebagai tanda duka cita. Tak hanya itu, penggalangan dana juga dilakukan secara spontan pada acara ini. Bahkan Rektor UMM, Dr HM Fauzan, memimpin langsung doa bersama untuk korban.
“Mari bersama berdoa untuk para korban tragedi Kanjuruhan, semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT, dan yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujar Fauzan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, yang turut hadir dalam prosesi wisuda ini saat mengawali sambutanya juga mengucapkan turut berbelasungkawa, khususnya untuk Aremania dan keluarga yang telah menjadi korban tragedi di Kanjuruhan.
“Mari kita berdoa semoga mereka yang meninggalkan kita dapat ditempatkan di sisi terbaik Nya. Begitupun dengan mereka yang luka agar cetat membaik dan sembuh,” harap Muhadjir.
Dan sambutannya, Muhadjir mengingatkan kepada wisudawan untuk siap menghadapi Indonesia emas 2045. Jika tidak siap, maka akan ditinggal dan kalah dengan orang lain. Sebaliknya, jika lulusan UMM siap dan berada di barisan terdepan, tentu akan sangat membanggakan untuk diri sendiri, orang tua dan Kampus Putih.
“Sebab selama di kampus ini, wisudawan telah dibentuk untuk menjadi orang profesional agar saudara bisa memberi peran di puncak Indonesia emas,” tegasnya.
Yang tidak kalah penting, Muhadjir mengajak wisudawan UMM untuk mengubah cara pandang dan berpikir berpikir. Diantaranya, terkait kehidupan yang bersih, hijau dan mengurangi efek rumah kaca. Baginya, dunia berada dalam suasana global warming yang memerlukan tindakan konkret untuk menekan hal itu.
“Saya ingin alumni UMM yang diwisuda untuk tidak kenal berhenti dan tetap semangat. Manfaatkan potensi dan otak saudara untuk memberikan solusi atas permasalahan masyarakat,” tuturnya.
Wisuda UMM juga dihadiri Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro. Ia berharap, wisudawan UMM menjadi lulusan yang tetap eksis di masa mendatang diperlukan tiga hal, yakni bermula dari akhir dan berakhir di awal.
“Contohnya ketika saya membuat bus listrik. Saya tes terlebih dahulu, setelah itu baru menarik teori berdasarkan percobaan itu. Jika saya buat dari awal dulu, tentu tidak akan jadi apa – apa,” ungkapnya.
Kedua, kalau sudah membuat, maka akan bisa memperbaiki. Ia mengaku beberapa kali menegur masyarakat yang suka membeli, tetapi tidak menghargai produk sendiri. Oleh karena itu, ia menghimbau untuk mencintai produk dalam negeri seperti yang telah dikatakan oleh presiden. Tidak ada salahnya membeli produk lokal untuk kemajuan bangsa. Ketiga, inovasi forever. Kalau tidak memiliki jiwa inovasi, maka akan terlambat dalam bergerak.
Selain itu, alumni UMM diharapkan mampu melakukan berbagai riset yang mengarah pada teknologi hidrogen yang ramah lingkungan. Menurutnya, teknologi hidrogen ini bisa menjadi kendaraan masa depan.
“Indonesia adalah gudangnya material untuk hidrogen. Saya titip ke wisudawan agar bisa berpikir visoner. Apalagi di UMM sudah ada Center of Excellence (CoE) yang bisa menjadi wadah. Maka maksimalkan wadah ini untuk melakukan riset – riset bermanfaat,” tandasnya. [mut.fen]

Tags: