Bidan Masih Jadi Pilihan Ibu Melahirkan

Bidan Masih Jadi Pilihan Ibu MelahirkanSurabaya, Bhirawa
Saat ini masih banyak bumil yang melahirkan menggunakan pertolongan bidan. Data United Nation for Children Fun (UNICEF) mengatakan 62 persen perempuan di Indonesia melahirkan dengan bantuan bidan, sedangkan 21 persen melahirkan dengan bantuan dokter, sementara sisanya melahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan, seperti dukun atau tanpa bantuan dari petugas kesehatan.
“Besarnya bantuan melahirkan dari bidan menjadikan di banyak daerah bidan adalah rujukan utama untuk ibu hamil dan melahirkan, karena keterbatasan dokter dan rumah sakit menjadikan peran bidan sangat signifikan,” kata Perwakilan UNICEF Jatim I Made Sudatama
Menurutnya, angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jatim sudah berada di bawah target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup. Secara rinci, data laporan kematian ibu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup, lalu pada tahun 2012 sebesar 97,43 per 100 ribu kelahiran hidup, dan pada tahun 2013 sebesar 97,39 per 100 ribu kelahiran hidup.
“Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88 persen. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun,” paparnya.
“Penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan juga bisa terjadi karena kualitas hidup yang rendah, rata-rata pendidikan rendah, derajat kesehatan dan gizi yang rendah, anemia, kurang zat besi, pendek dan stunting, sehingga kami optimis jika program info bidan bisa bermanfaat bagi bidan maupun masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Jatim Harsono mengaku, dengan pendidikan dan pengalaman yang dimiliki bidan, menjadikan keselamatan Bumil terjamin. Menurutnya, dengan kemajuan zaman dan berkembagnya dunia kedokteran diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tenaga kesehatan seperti dokter atau bidan. ”Jangan sampai melahirkan lewat dukun, hal ini disebabkan karena dukun tidak memiliki kualifikasi pendididkan yang mumpuni. Jika ada dokter atau bidan lebih baik di dokter dan bidan,” tegasnya.
Perlu diketahui, data Kemenkes menunjukkan ada sekitar 82 persen kematian karena melahirkan terjadi pada perempuan muda yang masih berusia kurang dari 15 tahun hingga usia 20 tahun. Hal ini ditengarai karena tingginya kawin muda dan perilaku seks bebas mencapai sekitar 77 persen, perempuan usia 15-25 tahun sudah pacaran yang membahayakan dengan melakukan hubungan intim. [dna]

Tags: