BKK SMK Sepuluh Nopember Bantu Kurangi Pengangguran

Ketua BKK SMK Sepuluh Nopember sedang melakukan interview dengan calon siswanya. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Angka pengangguran di wilayah Sidoarjo cukup tinggi, info Disnaker menyebut sekitar 288 ribu dan penyumbang terbanyak siswa lulusan SMK. Maka BKK (Bursa Kerja Khusu) SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo berkomitmen ikut berperan mengurangi angka pengangguran.
BKK SMK Sepuluh Nopember menggandeng Iduka (Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja) agar para alumninya yang tak melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT), atau tidak mempunyai usaha bisa mencari informasi lapanngan pekerjaan di BKK SMA Sepuluh Nopember ini.
“BKK SMK Sepuluh Nopember ini menggandeng sekitar 50 perusahaan. Kalau dihitung sejak awal berdirinya BKK, ya mungkin sekitar 100 – an industri,” ungkap Ketua BKK SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Hasan Jamil SPd, pada akhir pekan (25/6) lalu.
Sedangkan Kepala SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Ratih Wulansari SSi M MPd menambahkan, pihaknya berkomitmen mendukung program Pemkab Sidoarjo untuk mengurangi angka pengangguran.
“Kami ikut perpartisipasi, berkomitmen mensukseskan Program Bupati Sidoarjo untuk membuka ratusan ribu lapangan pekerjaan. Tahun ini kami bekerjasama dengan PT JDO (Jewel Dyna Oralcare) Waru, dan hasilnya para siswa kami banyak yang direkrut, sebanyak 15 siswa untuk kompetensi farmasi industri,” tutur Ratih.
Ratih menjelaskan, dalam kondisi saat ini memang tak bisa langsung banyak serapannya. Tetapi secara bertahap, termasuk juga akan dilakukan Iduka lainnya. Jadi tinggal komunikasi antara pihak sekolah dengan para Iduka, yang dimulai dari sinkronisasi kurikulum, magang sampai dengan proses rekrutmen. Tentunya akan bersinergi dengan program yang telah diluncurkan Pemkab Sidoarjo untuk membuka lapangan pekerjaan.
“Untuk lulusan SMK itu ada tiga hal yang perlu diperhatikan kelanjutan siswanya, yakni kuliah, berwirausaha atau bekerja. Kalau dalam Program BKK SMK ini prioritasnya yang ingin bekerja. Jadi lulusan SMK Sepuluh Nopember yang diterima Iduka itu terbanyak di FKK (Farmasi Klinik dan Kesehatan) dan FI (Farmasi Industri). Untuk jurusan lain, yang linier dengan kompetensinya itu masih minim, apalagi untuk prefesi perawat harus melanjutkan lagi D3 atau D4,” jelasnya.
Jadi masa tunggu mereka tidak bekerja itu juga tergantung kepada pemerintah, bagaimana pemerintah itu cepat mengeluarkan ijazah. Jadi ijazah yang dibutuhkan Dudi (Dunia Industri), walaupun sudah menyiapkan dengan SKL (Surat Keterangan Lulus), sertifikat kompetensi dan lainnya. Terkadang masih ada pihak industri yang membutuhkan Ijazah.
“Maka supaya sinergi peluncuran Ijazah jangan terlalu lama. Agar cepat, siswa ada kesempatan diterima kerja, dan secara administrasi juga bisa terpenuhi,” tandas Ratih. [ach]

Tags: