BNNP Jatim Rangkul Dosen Perangi Bahaya Narkoba di Kalangan Mahasiswa

Kasi-Pencegahan-BNNP-Jatim-saat-mensosialisasikan-bahaya-narkoba-bagi-dosen-PNS-DPK-Kopertis-Wilayah-VII-Selasa-[12/4].-[abednego/bhirawa].

Kasi-Pencegahan-BNNP-Jatim-saat-mensosialisasikan-bahaya-narkoba-bagi-dosen-PNS-DPK-Kopertis-Wilayah-VII-Selasa-[12/4].-[abednego/bhirawa].

(Sosialisasi Pencegahan Bahaya Penyalagunaan Narkoba Di Kopertis VII)
Surabaya, Bhirawa
Peredaran narkoba kini semakin luas dan menyerang semua kalangan. Baru-baru ini dibuktikan dengan pengungkapan kasus narkoba yang menjerat oknum dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah berinisial YPA dan Dandim 1408 BS Makassar Kolonel Inf Jefry Oktavian Rotti.
Mengatasi permasalahan peredaran narkoba yang semakin meluaskan peredarannya, bertempat di Kantor Kopertis Wilayah VII Jl Ir Haji Soekarno, Surabaya, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim melakukan sosialisasi pencegahan bahay penyalagunaan narkoba bagi 75 dosen PNS DPK dari jajaran Kopertis Wilayah VII.
Koordinator Kopertis Wilayah VII Prof Dr Ir Suparpto mengatakan, sosialisai yang digawangi BNNP Jatim ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya dan dampak penggunaan narkoba. Bagi para dosen, Suprapto berharap agar sosialisasi ini dapat disampaikan kepada mahasiswa agar tidak terjerumus kasus narkoba.
“Narkoba kini tidak hanya menyerang generasi muda, tapi juga menyerang kalangan dosen maupun professor. Dengan sosialisasi ini, saya berharap agar para dosen nantinya akan mensosialisasikan dan menyampaikan bahaya serta dampak penggunaan narkoba di kalangan mahasiswa,” kata Dr Ir Suprapto, Selasa (12/4).
Sementara Kasi Pencegahan BNNP Jatim, Danang Sumiharta menjelaskan, tembakau dan alcohol merupakan pintu masuk bagi narkoba. Diawali dengan merokok, hal ini akan terus berlanjut dengan pemakaian sabu. Sedangkan minuman keras (miras), akan berlanjut kepada penggunaan heroin. Dari gambaran ini, Danang berharap para dosen untuk lebih mensosialisasikan bahaya dan dampak narkoba di kalangan mahasiswa.
“Sosialisasi ini tidaklah berakhir pada pengetahuan yang didapati para pengajar (dosen, red). Namun bisa dibagikan dan disosialisasikan di kalangan anak didiknya (mahasiswa),” pungkasnya. [bed]

Tags: