Bojonegoro Rawan Peredaran Narkoba

kepala-Bakorwil-Bojonegoro-Agung-hariaynato-memberikan-sambutan-dalam-Rapat-koordinasi-pencegahan-penanganan-terhadap-peredaran.

kepala-Bakorwil-Bojonegoro-Agung-hariaynato-memberikan-sambutan-dalam-Rapat-koordinasi-pencegahan-penanganan-terhadap-peredaran.

Bojonegoro, Bhirawa
Rapat koordinasi pencegahan, penanganan terhadap peredaran dan pengguna Narkoba dan terorisme di wilayah kerja Bakorwil dibuka oleh Kepala Bakorwil Bojonegoro, Agung Hariyanto  di kantor Bakorwil setempat, Selasa (8/9).
Dari data yang ada terungkap kasus Narkoba tahun 2013/2014, Kabupaten Bojonegoro berada diurutan 23. Rinciannya, 31 kasus dan 32 tersangka tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah kasusnya 22 dengan 26 tersangka. “Bojonegoro berpotensi peredaran Narkoba, karena daerah minyak terbesar di Indonesia. Peredaran narkoba semakin banyak, karena peredaran uangnya juga banyak,”  kata Kasi Pencegahan BNN Provinsi Jawa Timur, Imam Danang Sumiharta Suhrtsingha Ranindita.
Hal itu disebabkan, lanjut Danang, beban pekerjaan dan stres saat menjalani kesibukan, sehingga dimanfaatkan orang tidak bertanggungjawab mengedarkan Narkoba. “Dari segi ekonomi, PAD semakin tinggi, Bojonegoro sangat berpotensi,” lanjutnya.
Selain Surabaya yang sekarang masih peringkat pertama peredaran Narkoba, kota-kota besar seperti Malang, Kediri dan Bojonegoro juga menjadi sasaran para bandar. Apalagi, infrastruktur jalan yang sebelumnya jelek, sekarang sudah bagus. “Kebanyakan Narkoba yang beredar jenis sabu-sabu, karena bekerja untuk stamina supaya tidak mudah mengantuk,” ungkapnya.
Selain banyak orang yang masuk ke Bojonegoro, juga perlu pemetaan dan pemantauan tempat-tempat hiburan. “Perempuan, ibu rumah tangga juga berpotensi narkoba. Hanya dititipi memegang saja, lumayan sudah dapat penghasilan,” pungkasnya. [bas]

Rate this article!
Tags: