BPBD Bondowoso Petakan Potensi Bencana Alam

Talud sungai sumber klampok di Kecamatan Jatikalen jebol dan rumah warga Kecamatan Berbek roboh akibat cuaca ekstrim. (ristika/bhirawa)

Talud sungai sumber klampok di Kecamatan Jatikalen jebol dan rumah warga Kecamatan Berbek roboh akibat cuaca ekstrim. (ristika/bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (BPBD) Kabupaten Bondowoso, menyatakan tetap siaga terkait cuaca ekstrim yang masih terjadi beberapa hari terakhir ini, memetakan petensi bencana yang akan terjadi pada beberapa Kecamatan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bondowoso Syaifuddin Zuhri mengatakan, menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMK cuaca ekstrim di Bondowoso masih akan terjadi hingga akhir Pebruari.
Diharapkan kepada masyarakat Kabupaten Bondowoso, terutama yang rawan dengan bencana, diminta untuk terus tetapsiaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, curah hujan yang disertai dengan angin akhir-akhir ini sangat ekstrim, sehingga mengakibatkan fasilitas umum mengalami kerusakan.
Dalam pemetaan yang dilakukan oleh BPBD Bondowoso ada beberapa kecamatan yang berpotensi bencana diantaranya Kecamatan Tegalampel, Pakem, Curahdami, Maesan dan Wonosari, diantaranya potensi tanah longsor serta potensi banjir bandang diiperkirakan bakal terjadi di wilayah Kecamatan Wonosari. “Bencana banjir bandang diperkirakan bakal terjadi di Kecamatan Wonosari sedangkan potensi longsor diperkirakan terjadi di beberapa wilayah pegunungan diantaranya Pakem dan lainnya,” kata Syaifuddin Zuhri kemarin.
Sementara itu Bupati Amin Said Husni yang dihubungi Bhirawa via telepon berharap semua pihak siaga ditempat masing-masing, khususnya kepada para Camat dan Kepala Desa untuk terus memantau dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di daerahnya.
Sehingga seluruh kejadian yang terjadi bisa cepat diatasi dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. “Saya sudah perintahkan kepada para Camat dan Kepala Desa untuk terus siaga dan melaporkan kejadian yang terjadi, sehingga bisa segera diatasi,” katanya.
Khusus Kepada jajaran BPBD Bupati berharap untuk memaksimalkan semua potensi dan tenaga terlatih yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, diantaranya para santri dan tenaga tanggap bencana lain yang sudah dilakukan pendidikan dan pelatihan dalam mengatasi bencana secara cepat. “Tentu jika terjadi bencana maka yang harus diselamatkan pertama kali adalah orangnya baru setelah itu bisa menyelamatkan harta benda yang lain sepanjang tidak membahayakan,” imbuhnya.
Dua Kecamatan
Sementara itu, cuaca ekstrim berdampak pada timbulnya bencana di sejumlah wilayah di Kabupaten Nganjuk. Seperti terjadi pada Rabu (10/2), banjir bandang mengakibatkan talud sungai sumber klampok di Desa Dawuhan Kecamatan Jatikalen jebol, kemudian rumah warga Desa wonotakan Kecamatan Berbek roboh akibat di terjang hujan deras yang disertai angin kencang.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Jatikalen dan hampir semalam suntuk mengakibatkan volume air sungai sumber klampok meningkat hingga tanggul sepanjang empat meter jebol. Akibatnya enam hektar sawah yang ditanami padi yang telah berumur 3 bulan terendam air. “Saya pasrah, tanaman padi saya sudah berumur 3 bulan sebentar lagi mau dipanen, sekarang direndam banjir,” keluh Supardi (48) warga Desa Dawuhan pemilik sawah yang terendam.
Ditempat lain, rumah milik Mulyono (60) warga Desa wonotakan Kecamatan Berbek roboh akibat di terjang hujan deras yang disertai angin kencang. Meski tidak ada korban jiwa, rumah Mulyono yang berukuran 6×10 meter yang terhitung bangunan permanen dengan dinding tembok, tidak lagi dapat dihuni.
Petugas Taruna tanggap bencana (Tagana) kabupaten Nganjuk yang mendapat laporan langsung terjun ke lokasi, dibantu masyarakat dan juga Muspika setempat mereka berusaha mengevakuasi barang-barang milik Mulyono.”Kami mmengevakuasi barang-barang milik korban supaya dapat dipergunakan lagi” ungkap Aris Trio  petugas dari tim Tagana.
Kepala bidang (Kabid) pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nganjuk, Drs Agus Irianto mengatakan, terkait dengan bencana alam di sejumlah lokasi, BPBD telah mendorong peran aktif warga dan telah  melakukan sosialisasi dalam penanganan darurat bencana. “Diperlukan peran aktif dari semua unsur masyarakat dalam penanganan darurat bencana,” papar Agus Irianto.
Menurut Agus Irianto wilayah Kabupaten Nganjuk memiliki potensi bencana yang sangat besar. Bencana yang sering terjadi di Nganjuk antara lain banjir, tanah longsor, kekeringan dan angin puting beliung. Namun demikian apabila terjadi bencana alam, masyarakat yang telah dibekali pengetahuan penanganan bencana dapat  membantu petugas dalam penanggulangan bencana alam. “Potensi bencana alam memang cukup besar di wilayah Kabupaten Nganjuk. Namun prioritas utama adalah meminimalkan korban jiwa,” pungkas Agus Irianto. [har,ris]

Tags: