BPJS Belum Dibayar Pabrik, Politisi PKB Santuni Pasien di RSU Haji

Wakil Ketua DPW PKB Jatim, Anik Maslachah berdialog langsung dengan Siti Prihatiny, pasien RSU Haji Surabaya yang tidak terkover BPJS Kesehatan, Selasa (10/9/2019). [Gegeh Bagus Setiadi]

Kisah Haru Suami Dampingi Istri yang Terbaring Sakit Tanpa BPJS
Kota Surabaya, Bhirawa
Margono bersama istrinya Siti Prihatiny sempat frustasi. Bagaimana tidak, pria berusia 52 tahun ini sudah tidak digaji oleh perusahaan selama tiga bulan. Ironisnya lagi, istrinya mengalami sakit sejak 31 Agustus lalu dan dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya.
Dari lorong RSU Haji Surabaya, terlihat seorang ibu hanya bisa menangis di kasur. Laki-laki yang ada disebelahnya pun terlihat memegang tasbih berwarna hitam. Tampak rasa was-was diraut wajah pasangan insan ini.
Air dalam infus terus mengalir di tangan Siti Prihatiny. Ibu rumah tangga ini hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Pasalnya, ia khawatir akan mahalnya biaya perawatan dan pengobatan. Tidak diperolehnya gaji dari tempatnya bekerja berimbas juga pada iuran BPJS Kesehatan yang tidak terbayarkan.
Bermodalkan tekad, Margono pun telah mengurus Surat Keterangan Miskin (SKM) yang dikeluarkan Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Hal ini dilakukan demi kesehatan istrinya yang terkena sakit radang tenggorakan yang membuat bengkak agar bisa terlayani di rumah sakit milik Pemprov Jatim ini.
Dari usaha Margono yang selama ini dilakukan akhirnya membuahkan hasil. Ia mengaku bisa sedikit tenang dan fokus menjalani penyembuhan istrinya. Sebab, Wakil Ketua DPW PKB Jatim, Anik Maslachah bersedia membantu untuk menanyakan ke perusahaan yang ada di Buduran, Sidoarjo untuk menanyakan penyebab tidak dibayarkannya iuran BPJS Kesehatan keluarganya.
Ditanya kenapa BPJS Kesehatannya belum terbayarkan oleh tempatnya bekerja, Margono mengaku bahwa proses keuangan tempatnya bekerja sedang krisis. Sehingga membuat BPJS Kesehatannya tidak terurus. “Proses keuangannya lagi menurun dan BPJS-nya belum dibayar sama pabriknya,” kata Margono sembari memegang tasbih di tangan kanannya, Selasa (10/9).
Sesekali, Margono melihat istrinya yang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Seakan tidak tega melihat istrinya meneteskan air matanya. Sembari membasuh air mata istrinya yang kesehariannya sebagai pengurus rumah tangga ini, Margono hanya tertunduk. “Sabar ya bu, ibu pasti sembuh. Jangan mikir yang berat-berat dulu,” ucapnya.
Meski sampai sekarang belum tahu biaya pengobatannya akan didapat darimana, pria berkulit putih ini telah mempercayakan kebesaran Tuhan. “Ini biaya sendiri dan belum tahu nanti uangnya dari mana, belum punya juga,” terangnya yang tampak berkaca-kaca.
Kedatangan Politisi PKB Jatim ini, menurut Margono sangat membantu. Khususnya ditengah kesulitan ekonominya akhir-akhir ini. Ia mengaku telah diberi sejumlah uang untuk biaya berobat dan bingkisan kue. “Saya mengucapkan banyak terimakasih atas kunjungannya. Mudah-mudahan masalah ini cepat selesai dan istri saya cepat sembuh. Semoga bisa pulang dan bisa segera bekerja lagi,” tuturnya.
Ditemui ditempat sama, Anik Maslachah mengaku prihatin atas kejadian yang dialami Margono dan Siti Prihatiny karena tidak punya biaya berobat. Menurutnya, hal ini menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
“Ini persoalan yang harus terselesaikan oleh pemerintah kita. Bahwa ada 1 pasien yang sudah bekerja 20 tahun di pabrik yang ada di Buduran. Dia mempunyai kartu BPJS dan tidak dibayar oleh pabriknya oleh beberapa bulan. Ini kan miris ya,” jelasnya.
Anik berharap kepada pemerintah untuk memberikan intervensi kepada perusahaan yang berbuat nakal tersebut. Sebab, Margono, kata dia, telah mengabdi dan mendedikasikan dirinya selama 20 tahun. “Pemerintah harus ada intervensi kepada perusahaan yang nakal, termasuk pabrik yang dimana Pak Margono bekerja.
Sebelumnya, Anik Maslachah juga mengunjungi pasien-pasien yang sedang dirawat di RSU Haji Surabaya. Mulai dari pasien yang sakit ringan hingga berat. Hal ini dilakukan dalam rangka 10 Muharam yang dimana banyak keajaiban yang diturunkan oleh Allah.
“Dalam rangka 10 Muharam, dimana menurut islam banyak keajaiban yang diturnkan oleh Allah. Maka Allah juga menyampaikan doa menjadi mustajabah,” terang Anik.
Dari situ, lanjutnya, PKB terpanggil untuk bisa berbagi dan menghibur serta mendoakan kepada masyarakat yang sedang diuji di rumah sakit. “PKB terpanggil untuk bisa berbagi rasa dan mengurangi beban saudara kita. Kita menghibur dan bersama-sama mengingatkan bahwa yang menjatuhkan dan mengangkat sakit itu hanya Allah,” pungkasnya.
Sementara, Dirut RSU Haji Surabaya, Dr drg Sri Agustina Ariandani, MKes terus melakukan upaya agar masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya percaya untuk berobat dan mendapatkan pelayanan dari RSU Haji Surabaya.
“Kami terus berupaya agar masyarakat Jatim khususnya Surabaya percaya untuk berobat dan mendapat pelayanan dari RSU Haji Surabaya. Dan tentunya akan kita cek lapangan dulu terkait pasien yang tidak dibayarkan BPJS di perusahaannya. Setelah itu baru kami komunikasi sama Bu Anik,” tuturnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: