BPOM Surabaya Gelar Sidak Makanan PKL

BPOM Surabaya Gelar Sidak Makanan PKLSurabaya, Bhirawa
Untuk menjaga agar makanan yang dijual aman pada saat ramadan. Balai Besar POM (Pengawas Obat dan Makanan) Surabaya melakukan sidak di sejumlah PKL (pedagang kaki lima) kawasan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (14/6).
“Pengawasan rutin maupun lintas sektor pengawasan bahan berbahaya bidang pangan ini fokus berbasis resiko, seperti penyediaan jajanan tra’jil yang diindikasi terbuat dari bahan berbahaya yang dikategori dilarang edar maupun jual,” jelas Kepala BBPOM Surabaya, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa.
Menurutnya, proses intensifikasi makanan dan minuman yang dilakukan Balai besar POM Surabaya ini, bertujuan sebagai pengawasan berbasis resiko sarana distribusi pangan, obat tradisional hingga kosmetik.
Dalam pemeriksaan kemarin, BPOM memeriksa beberapa hal seperti produk tanpa izin edar, label bukan bahasa indonesia, penjual parsel barang konsumsi kadaluarsa, pewarna makanan hingga kandungan makanan berbahaya bercampur borak, rodamin B, metanileo dan formalin.
Selanjutnya, imbuh Gusti, penindakan dan deteksi dini ini akan dilakukan pengamanan makanan, kemudian uji cepat konfirmasi melalui laboratorium pengujian dengan melibatkan jajaran terkait mulai Dinas kesehatan Surabaya dan provinsi, Badan Ketahanan pangan provinsi Jatim.
Kepala Dinkes Surabaya mengaku, pihanya mendukung penuh upaya BPOM dalam melakukan sidak di beberapa PKL di Surabaya. Sidak ini merupakan upaya nyata dari pemerintah dalam mengawal kesehatan masyarakat Surabaya.
”Kita berharap sidak ini dapat rutin dilakukan karena akan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat khususnya pada konsumen.
Sementara itu menanggapi pernyataan di atas, salah satu penjual makanan Bambang mengaku, dirinya mengapresisasi langkah BPOM dalam menggelar sidak jajan dan makanan selama ramadan. Sebagai pedagang makanan pihaknya berusaha agar makanan yang dijual kepada makanan bebas dari zat-zat makanan berbahaya.
”Jika ingin untung banyak maka penjual dapat menjual makanan olahan (Diolah ulang, red), akantetapi kita sebagai pedangan tidak hanya mencari keuntungan semata melainkan kesehatan konsumen harus tetap diperhatikan,” ucapnya. [dna]

Rate this article!
Tags: