Bupati Berharap Lailatul Ijtima’ Diajarkan Generasi Muda

Bupati Amin Said Husni menghadiri acara Lailatul Ijtima’ Rutin yang dugelar di Maesan. (Samsul Tahar/Bhirawa)

(Sebagai Amaliyah dan Wadah Mencari Solusi Permasalahan)
Bondowoso, Bhirawa
Kegiatan lailatul ijtima’ yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 14 pada kelender Islam oleh MWC NU Kecamatan Maesan di Kediaman anggota DPRD Bondowoso, H. Tohari, S.Ag, kali ini digelar bersamaan dengan Hari Lahir nahdlatul Ulama’ (NU) yang ke 91kemarin.
Tampak Hadir Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni, tampak hadir pula jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso, acara ini dihadiri ribuan jamaah yang berdatangan dari beberapa daerah yang ingin ikut berdoa bersama dalam acara lailatul ijtima’ tersebut yang bertempat di Aula Gus Dur. Gelaran acara yang biasa diawali dengan pembacaan tahlil, selawat nariyah dan khotmil quran ini juga dihibur dengan jam’iyatul hadrah R’Show dari PP Sumber Wrigin Jember binaan KH Sholeh Ahmad.
Bupati Bondowoso yang juga Mustasyar PC NU Drs H Amin Said Husni mengungkapkan Lailatul Ijtima’ ini merupakan warisan dari ulama’-ulama’ NU yang wajib kita jaga dan diajarkan kepada seluruh generasi kita. “Amaliyah ini adalah wadah silaturrahmi antar warga NU yang juga merupakan tempat untuk mencari solusi suatu permasalahan dengan berdoa secara bersama dalam satu majelis,” katanya.
Pihaknya juga mengungkapkan jika kegiatan semacam ini untuk membentengi diri dan anak-anak NU, selain kegiatan semacam ini maka orang tua wajib mengenalkan pendidikan kepada anakk-anaknya tentang organisasi ke-NU-an seperti IPNU, IPPNU jika masih sekolah. Bisa juga ikut Fatayat, ansor dan laini-lain.
“Kalau sudah kuliah bisa ikut PMII-lah. Anak itu dikontrol, jangan sampai nanti jika sudah pulang kemudian menyalahkan amaliyah NU ini. Seperti mempertanyakan dasar tahlil atau bahkan mensyirikkan amaliyah ziarah kubur,” tegas KH. Amin Said Husni.
Dia mengungkapkan jika Awal mula berdirinya NU salah satunya memang untuk membendung ajaran-ajaran yang tidak percaya akan adanya madzhab. Sehingga semangat yang digelorakan oleh para ulama ini seharusnya dilanjutkan oleh para kader NU. Sebagai tuan rumah H. Tohari, mengaku bersyukur lantaran selalu dibimbing oleh ulama’-ulama’ NU. Acara lailatul ijtima’ ini pun merupakan amaliyah NU yang dilaksanakan secara turun temurun.
“Saya sebagai shohibul bait, bukan Shihibul hajah bersyukur kepada pnegurus NU dan warga NU yang senantiasa hadir dalam acara silaturrahim ini, tentu membutuhkan siraman rohani dari struktural NU muali dari PBNU, PWNU, PCNU sampai pada ranting NU. Alhamdulillah hadir lengkap PC NU Bondowoso ditengah-tengah kita,” tegas H. Tohari dalam sambutannya.
Sementara itu, wakil Tanfidziyah PCNU Bondowoso, H. Mas’ud Ali, menjelaskan agar warga NU menjaga kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan banyak aliran atau paham yang ingin merubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi Negara khilafah. “Pada saat ini Aqidah Bangsa ini telah terkikis dengan banyaknya yang tidak sesuai dengan amaliyah yang dilakukan oleh pendahulu kita. Terlebih penyiar agama islam di jawa ini, yaitu Wali Songo,” tuturnya.
Ribuan jamaah yang dating dai berbagai daerah tampak begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut, bahkan dengan mendengar arahan dan kehadiran langsung Bupati Amin Said Husni mereka mengaku sangat bangga karena memiliki Bupati yang rajin ibadah.
“Jika semua pemimpin kita seperti ini, mau berbaur bahkan ikut gelaran doa bersama yang dilaksanakan warganya saya yakin persoalan bangsa akan selesai,” kata salah satu jamaah yang mengaku berasal dari puncak gunung di Suco Lor Maesan. [har]

Tags: