Bupati Serahkan Kaki Palsu Penyandang Protese

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat menyerahkan bantuan kaki palsu kepada salah satu penyandang difabel dipendopo kemarin. [sawawi/bhirawa].

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat menyerahkan bantuan kaki palsu kepada salah satu penyandang difabel dipendopo kemarin. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Belasan warga penyandang cacat kaki (protese) yang tersebar di Kabupaten Situbondo, tampak semringah, kemarin. Itu setelah, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto menyerahkan bantuan kaki palsu, hasil kerjasama dengan lembaga sosial yang ada di Surabaya.
Kegiatan tersebut selain diselingi dalam bentuk diskusi juga untuk merayakan hari jadi Persatuan Penyandang Difabel Indonesia (PPDI) Kabupaten Situbondo yang ke-3. Acara diselenggarakan di ruang pendopo Kabupaten dengan melibatkan pengurus PPDI Situbondo bersama pejabat Pemkab Situbondo.
Dalam arahannya, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto mengatakan, pemberdayaan keberadaan penyandang difabel yang bernaung didalam organisasi PPDI merupakan kewajiban semua pihak, termasuk didalamnya Pemerintah Kabupaten Situbondo.
Untuk itu, kata Bupati Dadang, pihaknya siap untuk membantu kegiatan dan kiprah para penyandang difabel. “Saya minta kepada PPDI untuk selalu intens dalam berkomukasi dengan jajaran pemerintah dan lembaga sosial lainnya,” tegas Bupati Dadang.
Dengan begitu, kata Bupati Dadang, para penyandang cacat akan mendapatkan pelayanan yang maksimal dalam beraktivitas. Bupati Dadang mengakui sampai saat ini pelayanan yang diberikan Pemkab Situbondo belum maksimal seperti harapan para penyandang cacat.
“Namun saya bersama jajaran Pemkab sudah berbuat banyak untuk pelayanan para penyandang difabel. Agar ini terus berkesinambungan, saya minta PPDI untuk terus melakukan komunikasi,” tegas orang nomor satu dijajaran Pemkab Situbondo itu.
Di sisi lain, Ketua PPDI Kabupaten Situbondo Luluk Ariyantini menandaskan bahwa penerima bantuan kaki palsu berjumlah 11 orang. Untuk itu, ia berharap kepada semua masyarakat yang memiliki kerabat atau tetangga penyandang difabel untuk menghubungi dirinya.
Sehingga, kata Luluk, mereka akan mendapatkan bantuan apa yang menjadi kebutuhannya. “Misalnya saja, para penyandang bibir sumbing, menengekel (benjolan dihidung) atau gangguan pada kaki dan gangguan pendengaran,” tegas Luluk.
Sampai saat ini, sambung Luluk, ada sedikitnya 5 orang penyandang difabel (protese) yang belum menerima bantuan kaki palsu. Itu terjadi, papar dia, ada keterlambatan dalam memasukkan data-data penting para penyandang difabel. “Untuk kegiatan tahun ini kami mengambil tema peringatan PPDI ke-3 dengan judul ‘paradigma inklusi perbaiki mutu pembangunan Kabupaten Situbondo’,” pungkas Luluk. [awi]

Tags: