Cabdindik Surabaya Kukuhkan 24 Kepala Sekolah Definitif

Salah satu kepala sekolah menandatangani surat terima jabatan kepala SMA/SMK dan SLB negeri di lingkungan Cabdindik wilayah Surabaya-Sidoarjo.

Surabaya, Bhirawa
Cabang Dinas Pendidikan Jatim (Cabdindik) wilayah Surabaya kukuhkan kepala SMA/SMK dan SLB negeri definitif, Senin (5/12). Pengukuhan ini sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 821.2/8900/204/2022821.2/2153/212/2016 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Sebanyak 24 orang, ditempatkan dilingkungan Cabdindik Jatim wilayah Surabaya-Sidoarjo. Diantara puluhan kepala sekolah definitif ini 14 lainnya merupakan calon kepala sekolah yang baru dilantik gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Jumat lalu. Sementara 10 lainnya merupakan kepala sekolah yang dimutasi.
Kepala Cabdindik Jatim, Lutfi Isa Ansory menuturkan, pengukuhan kepala sekolah definitif ini untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang kosong dan sebelumnya dijabat pelaksana tugas (plt). Kekosongan jabatan ini disebabkan karena purna tugas dan rotasi.
“Desember ini di Surabaya ada 3 orang yang akan pensiun dan sudah kami siapkan untuk diisi kepala sekolah definitif,” ujarnya usai pengukuhan di kantor Cabdindik Jl Jagir Wonokromo.
Lutfi merinci, sebelumnya ada 11 sekolah yang dijabat oleh pelaksana tugas di Surabaya. Seperti SMAN 3 Surabaya, SMAN 7 Surabaya, SMAN 21 Surabaya, SMAN 10 Surabaya, SMAN 12 Surabaya, SMAN 16 Surabaya, SMAN 14 Surabaya. Kemudian SMKN 1 Surabaya, SMKN 2 Surabaya, SMKN 8 Surabaya dan SMKN 13 Surabaya. Sementara di Sidoarjo hanya SMAN 1 Waru yang dijabat oleh pelaksana tugas.
Selain dari kepala sekolah yang sebelumnya menjabat di beberapa daerah seperti Surabaya, Malang, Bangkalan, Lamongan, Gresik. Beberapa diantaranya juga dari calon kepala sekolah yang telah mengikuti proses seleksi yang dilakukan Kemdikbud Ristek.
Dijelaskan Lutfi, untuk menjadi kepala sekolah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Seperti golongan, masa kerja guru sesuai dari Permenkdibud minimal 3C sarat kepangkatan (atau paling lama minimal 10 tahun pengabdian) begitu diangkat 3A atau 3B. Kemudian prestasi calon kepala sekolah akan menjadi nilai plus.
Dengan adanya pengukuhan dan pelantikan Gubernur, lanjutnya, maka semua satuan pendidikan SMA/SMK negeri di Surabaya-Sidoarjo telah terisi kepala sekolah definitife secara keseluruhan.
“Kita berharap kepala sekolah definitif yang mulai hari ini, (per 5 Desember) menempati penempatan sekolah baru segera menyesuaikan diri dengan tempat tugas baru. Setelah konsolidasi dan koordinasi untuk menghadapi tugas-tugas yang baru,” tegas Lutfi
Salah satu guru SMAN 21 Surabaya dan telah menjadi kepala sekolah definitif SMAN 10 Surabaya, Budi Santoso mengaku ada beberapa proses yang harus dituntaskan oleh calon kepala sekolah. Diantaranya seleksi administrasi (pemberkasan), seleksi tertulis dan wawancara.
“Mereka yang lolos termasuk saya kemudian mengikuti diklat di LPPKS (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah) Kemdikbud Ristek di Solo. Jika dinyatakan lulus cakep akan punya sertifikat sebagai kepala sekolah dan dilantik,” jelasnya.
Terkait program dan inovasinya di SMAN 10 Surabaya, Budi telah menyiapkan beberapa program. Diantaranya dengan memperkuat penelitian siswa yang sebelumnya dilakukan saat ia menjadi guru di SMAN 21 Surabaya.
“Tentunya butuh waktu dan pendekatan, langkah pertama observasi dan melanjutkan program yang sudah ada, menyatukan visi dengan seluruh stake holder. Jika memungkinkan dan SDM ada kita laksanakan sekolah riset guna peningkatan kualitas pendidikan. Karena sesuai arahan Kemdikbud bagaimana sekolah mencreate ketrampilan siswa,” tegasnya.
Budi juga menegaskan pihaknya akan melanjutkan program yang sudah berbasis kearifan lokal. Bagaimana membuat program sekolah unggulan atau rujukan di Indonesia atau di Jatim. Tentunya kolaborasi dan partisipasi semua pihak. Karena pesan bu Gubernur saat pelantikan bagaimana menjadi leader yang kuat dan mampu berkolaborasi dengan semua pihak.
Hal lain diungkapkan Sukirin Sukron, Kepala SMAN 1 Driyorejo Gresik yang dimutasi di SMAN 5 Surabaya. Penempatan baru ini pun tentu menjadi tantangan bagi Sukirin. Pasalnya SMAN 5 Surabaya selama ini dibranding menjadi sekolah yang unggul dibidang akademik siswa.
“10 tahun saya berada di SMAN 5 Surabaya menjadi guru disana dan mengenal budaya SMAN 5 Surabaya ini modal dasar untuk memimpin SMAN 5 Surabaya dengan karakter siswa dan budaya sekolah,” terangnya.
Diakui Kirin sapaan akrabnya, penempatan baru ini tidak disangka sebelumnya. Sebab, di Gresik ia cukup menikmati perannya sebagai kepala sekolah.
“Apa yang ada di SMAN 5 Surabaya akan dikembangkan. Meneruskan program bu Widy (kepala sekolah lama yang juga mentor). Dan akan mempertahankan prestasi akademik yang sebelumnya sudah dipertahankan,” tandas pria kelahiran, Blitar 23 Juni 1970. [ina]

Tags: