Cegah Wisatawan jadi Korban, Disparta Kota Batu Perbanyak Pemandu Wisata Alam

Suasana Pelatihan Pemandu Wisata Alam yang digelar Disparta Kota Batu di Hotel Zam- Zam kota setempat, Selasa (17/5).

Kota Batu,Bhirawa
Di Kota Batu sedikitnya ada 48 tempat menjadi destinasi wisata alam. Namun masih belum banyak pemandu wisata alam ada di kota ini. Hal ini menginisiasi Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu untuk mengadakan Pelatihan Pemandu Wisata Alam yang digelar di Hotel Zam- Zam Kota Batu, Selasa (17/5). Hal ini penting sebagai langkah antisipasi mengatasi musibah di alam menimpa wisatawan.

Banyak kejadian tidak diinginkan yang kerap menjadi musibah di destinasi wisata alam. Di antaranya, wisatawan hilang, sakit mendadak, dan bencana alam yang datang tak terduga. Dan dibutuhkan penanganan cepat dan tepat sehingga wisatawan yang menjadi korban bisa terselamatkan.

“Kota Batu sangat kaya dengan destinasi wisata alam. Dari banyak obyek wisata di Kota Batu ini, sebanyak 70 persen merupakan destinasi wisata alam,”ujar M Dwiyanto, Kabid Ekonomi Kreatif dan Sumber Daya Manusia pada Disparta Kota Batu, Selasa (17/5).

Dengan banyaknya destinasi wisata alam, otomatis dibutuhkan pemandu wisata alam yang handal. Kebutuhan ini sebangai langkah antisipasi dan kesiapsiagaan karena kejadian yang tidak diinginkan ini datangnya tidak bisa diprediksikan.

Dengan diberikannya pelatihan ini maka para peserta yang merupakan pelaku wisata alam, duta wsata, dan pengelola desa wisata bisa mengetahui dan mengerti tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) ketika ada kejadian yang tidak diinginkan.

“Karena itu dalam Pelatihan Pemandu Wisata Alam yang kita gelar selama tiga hari (17-19/5), juga kita berikan praktek lapangan dengan melakukan roadshow ke beberapa destinasi wisata alam,”tambah Dwiyanto.

Ada delapan pemateri yang disiapkan panitia dalam pelatihan kali ini. Salah satu pemateri, Ilham Adelya mengatakan bahwa Kota Wisata Batu masih kekurangan pemandu wisata yang memiliki spesialisasi pada wisata alam. Karena itu ia sangat mendukung diselenggarakannya pelatihan pemandu wisata alam yang digelar disparta ini.

“Di Kota Batu sudah ada pemandu wisata alam. Namun jumlahnya masihj sangat terbatas,”ujar Mas Uyak, panggilan akrab Ilham Adelya. Ia mengatakan bahwa setiap pemandu wisata alam harus memiliki kesiapsiagaan mulai dari fisik hingga spiritual.

“Selain mampu mengantisipasi dan menangani adanya orang hilang, seorang pemandu juga harus tanggap menemukan adanya wisatawan yang kesurupan, ataupun mengalami sakit mendadak. Misalnya, angin duduk hingga serangan jantung,”jelas Mas Uyak.

Untuk mempermudah penanganan kejadian tidak diinginkan, seorang pemandu wisata alam harus memiliki komunikasi yang baik dengan masyarakat lokal (tempat wisata alam berada). Karena ketika kejadian yang sulit dinalar maka masukan dan nasehat dari warga lokal yang sangat dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan karakter tempat dan kebiasaan yangh sering terjadi serta penanganannya.

“Seorang pemandu wisata harus menyimpan data-data penting, termasuk data warga lokal. Karena ketika terjadi hal yang tidak dinginkan seperti wisatawan hilang, maka segera hubungi warga lokal. Karena mereka yang lebih tahu medan,”tandas Mas Uyak.(nas.gat)

Tags: