Cermati Hasil Visitasi Sekolah Terpencil

foto ilustrasi

Temuan Masalah Akreditasi Masih Sama
BAP S/M Jatim, Bhirawa
Hasil penilaian akreditasi sekolah-sekolah terpencil di Jatim mulai diterima Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah (BAP S/M) Jatim. Hasil visitasi inilah yang akan dicermati kembali untuk menentukan predikat akreditasi pada November mendatang.
Sekretaris BAP S/M Jatim Muji Raharjo menuturkan, hasil visitasi gelombang pertama ini masih sekitar 20 persen yang terkumpul dari 6 ribu sasaran akreditasi. Hasil tersebut yang akan diolah dalam pleno akreditasi. “Nanti akan terlihat berapa banyak sekolah yang mendapat akreditasi A, B dan C. Kemnudian standar apa saja yang masih kurang,” tutur Muji ditemui di Kantor BAP S/M Jatim Jalan Indragiri 62 Surabaya, Rabu (12/9).
Pihaknya mengaku, apapun hasil dari akreditasi yang dilakukan terhadap sekolah di wilayah terpencil itu akan dilaporkan sesuai kondisi. Acuan standarnya sama, yakni delapan standar nasional pendidikan. “Karena memang kita ingin mengetahui standar apa yang kurang untuk selanjutnya dijadikan acuan kebijakan bagi Kemendikbud. Apakah sarananya, atau gurunya,” tutur dia.
Muji mengaku, permasalahan yang ditemui dalam visitasi akreditasi tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Di antaranya ialah standar tenadga pendidik dan kependikan dan standar sarana prasarana. “Dari cerita pengalaman teman-teman asesor memang cukup memprihatinkan. Ada sekolah yang gurunya cuma dua, ada yang kelasnya kurang, dan media pembelajarannya juga tidak memadahi,” tutur dia.
Otomatis, hal semacam itu kurang dari standar nasional. Namun, akreditasi terhadap sekolah terpencil tetap menjadi suatu terobosan baru dari pemerintah agar seluruh sekolah dapat terakreditasi. “Kalau tahun-tahun sebelumnya juga ada sekolah terpencil yang diakreditasi. Tapi juga ada sekolah-sekolah yang di bawah standar itu menolak untuk diakreditasi,” kata dia.
Pada gelombang berikutnya, lanjut Muji, BAP S/M Jatim kembali akan menerjunkan tim asesor untuk melakukan visitasi di 3.900 satuan pendidikan. “Targetnya tahun ini semua sekolah sudah terakreditasi,” kata dia.
Sementara itu, berbagai pengalaman menarik sekaligus memprihatinkan ditemui para asesor selama melakukan penilaian di lapangan. Seperti diakui Jihadatul Ma’ruf yang telah melakukan visitasi pada empat sekolah dasar di Pulau Masalembu, Sumenep. Kemarin, Ma’ruf mendatangi kantor BAP S/M Jatim untuk menyerahkan hasil visitasinya.
“Kalau melihat sekolah di daerah tersebut seperti melihat 10 – 15 tahun yang lalu dibandingkan dengan wilayah perkotaan di Sumenep, bukan dengan kota seperti Surabaya ini,” tutur Ma’ruf.
Dilihat dari standar pendidik dan tenaga kependidikan, Ma’ruf mengaku masih banyak guru yang belum mengantongi ijazah S1. Kalau pun ada, belum tentu juga linier dengan tugasnya mengajar. Selain itu, terkait akses jaringan komunikasi yang dinilainya juga cukup memprihatinkan.
“Kalau kita telepon kepala sekolah tidak diangkat, bukan karena apa-apa. Tapi memang karena tidak ada sinyal. Bahkan operator sekolah yang akan menginput data secara online, harus menyebrang ke kota dan tinggal selama beberapa hari untuk menginput data,” kata dia. Kendati demikian, Ma’ruf mengaku cukup puas kondisi dua sekolah negeri yang dijumpainya. Kendati masih mengalami kekurangan guru PNS, setidaknya sekolah tersebut sudah dilengkapi fasilitas yang memadahi.
“Setidaknya ada kelas yang cukup dan bangku itu sudah bagus. Makanya, kalau di tempat tersebut ada sekolah dan proses belajar mengajar saja itu sudah luar biasa,” pungkas dia. [tam]

Tags: