Daftar WI, Kekosongan Jabatan Kepala OPD Bertambah

Foto: ilustrasi

Gubernur : Perubahan SOTK dan Pengisian Jabatan Harus Selesai November
Pemprov, Bhirawa
Keberadaan jabatan kepala OPD yang kosong di tubuh Pemprov Jatim diprediksi bakal semakin banyak. Ini lantaran sejumlah kepala OPD Pemprov Jatim mulai ramai mendaftar sebagai tenaga fungsional Widyaiswara (WI). Terutama kepala OPD yang akan memasuki masa pensiun tahun depan.
Beberapa kepala OPD yang telah mendaftar WI tersebut antara lain Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr Saiful Rachman, Asisten I Pemprov Jatim Dr Suprianto dan Assisten III Pemprov Jatim I Made Sukartha. Dengan mendaftarnya ketiga pimpinan OPD tersebut menjadi WI, maka kekosongan jabatan setara eselon II otomatis akan bertambah. Sementara saat ini, sudah ada tujuh eselon dua yang kosong dan diisi oleh pelaksana tugas.
Ketua WI Jatim Dr A Mujib Afan membenarkan, saat ini terdapat tiga eselon dua yang telah mendaftar sebagai WI. Proses penilaiannya telah berlangsung dan saat ini tinggal menunggu SK dari Presiden. Untuk mendaftar WI, tutur dia, terdapat dua jalur. Di antaranya melalui jabatan tinggi pratama atau melalui inpasing.
“Proses mendaftar WI minimal harus satu tahun sebelum pensiun. Untuk mendaftar melalui jalur jabatan tinggi harus kepala dinas dan pangkatnya minimal IV-D,” tutur Afan dikonfirmasi kemarin, Senin (12/11).
Ketika resmi menjadi WI dengan mengantongi SK dari Presiden, ASN otomatis akan menjadi tenaga fungsional. Otomatis, harus memilih, tidak dapat keduanya berjalan menjadi tenaga fungsional juga menjadi tenaga struktural. Saat ini, di Badiklat Jatim terdapat 46 WI yang aktif mengajar, dengan penambahan tiga WI lagi, jumlahnya akan mendekati angka ideal. Idealnya, jumlah WI sebanyak 50 orang. Sedangkan siswa yang mengikuti diklat mencapai 12 ribu dalam satu tahun.
“Paradigmanya tapi jangan dibalik. Mendaftar WI itu bukan untuk memperpanjang masa pensiun. Tapi karena ruhnya birokrasi adalah pengabdian. Kami sudah mengabdi selama 38 tahun dan menyandang S3, apa salahnya kami menularkan ilmu pada generasi di bawah,” ungkap Afan.
Afan menegaskan, keberadaan WI diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap pengembangan ASN. Karena itu, beberapa pejabat tinggi Pemprov Jatim seperti Dr Akhmad Sukardi, Dr Ir Budi Setijawan, Dr Ir Gentur Priahantoro, Siswo Heru Toto MHum, MM dan Dr Jariyanto kini telah mengabdikan dirinya menjadi WI. Termasuk Gubernur Jatim Dr H Soekarwo yang mendapat gelar WI Kehormatan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) karena kerap mengajar diklat ASN. “Tapi orang-orang kadang diplesetkan, oh itu nggak mau pensiun. Bukan begitu,” tutur Afan.
Terpisah, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo sebelumnya telah mengungkapkan, pengisian jabatan kosong dan perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) diharapkan dapat segera rampung. Dalam perubahannya, ada jabatan yang dikurangai tapi jangan ada yang tidak mendapat penempatan dalam pengisiannya. “Tidak harus menunggu tahun depan. Karena Mendagri juga telah berpesan agar November ini harus diselesaikan. Khususnya untuk perubahan SOTK itu harus selesai dulu. Sehingga tidak menimbulkan keresahan dan jangan sampai ada yang nganggur,” tutur Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.
Lebih lanjut Pakde Karwo mengungkapkan, pihak Mendagri juga telah berpesan agar pengisian jabatan kepala OPD yang kosong segera diisi. Karena ketika ada yang naik, maka akan ada kekosongan jabatan di bawah. Termasuk kekosongan jabatan yang akibat kepala OPD-nya mendaftar menjadi WI.
“Tapi WI sebagian sudah penuh. Karena materi-materi yang mau diajarkan itu sudah terlalu banyak widyaiswaranya. Karena setiap mata pelajaran ada rasio antara siswa dan WI yang mengajar,” pungkas Pakde Karwo. [tam]

Tags: