DBD Meluas,Wali Kota Probolinggo Turun Tangan

Wali Kota Rukmini turun ke warganya yang terserang DBD.

Wali Kota Rukmini turun ke warganya yang terserang DBD.

Probolinggo, Bhirawa
Segala upaya antisipasi demam berdarah dengue (DBD) dilakukan pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Bahkan sejak awal Desember 2015, langkah tersebut sudah ditempuh. Namun demikian angka penderita masih saja bertambah, sehingga ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Saat ini sudah ada enam orang penderita dan dua orang yang meninggal dunia. Mewabahnya DBD membuat walikota Probolinggo, Hj. Rukmii terjun langsung kemasyarakat, bahkan polresta ketar ketir  sehingga lakukan Foging di lingkungannya.
Menurut Wali Kota Hj Rukmini, Senin (22/2) mengungkapkan, melalui Dinas Kesehatan, pihaknya meluncurkan surat imbauan serta permintaan kerja bakti untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Aedes Aegypti sudah dikirimkan. Baik itu ke berbagai instansi di lingkungan pemerintah maupun instansi vertical, perhotelan, perbankan, maupun pondok pesantren.
“Kita sudah melakukan banyak hal sebelumnya, selain surat juga dibentuk jumantik (juru pemantau jentik). Bahkan kami juga mengirimkan surat edaran agar memasyarakatkan gerakan 1 rumah 1 jumantik. Termasuk fogging jika sudah ada penderita, karena memang itu langkah terakhir membunuh nyamuk dewasa,” jelasnya.
Untuk itu secara langsung kami mengunjungi penderita DBD  di rumah sakit maupun ke rumah yang bersangkutan (penderita DBD red). Kami juga memberikan arahan seputar PSN dan mengingatkan warga sekitarnya.
Khususnya daerah yang memiliki angka bebas jentik sangat rendah, seperti Kelurahan Triwung Kidul yang hanya 5 %. “Tolong di cek kamar mandi-nya, termasuk itu tempat minum burung piaraan. Kemudian kebersihan lingkungan juga dijaga,” tutur Hj. Rukmini.
Lebih lanjut dikatakannya, jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) yang menjalani rawat inap di RSUD dr Mohammad Saleh, Kota Probolinggo terus melonjak. Untuk Februari yang belum berumur sepekan, jumlah pasien sudah 16 orang.
Sepanjang Oktober 2015, pasien DBD tercatat sebanyak 21 orang. Bulan berikutnya naik menjadi 32 orang, kemudian 53 orang selama bulan Desember. Pada Januari 2016, pasien DBD sebanyak 77 orang. Pasien tersebut, tak semuanya dari Kota Probolinggo. Ada pula yang dari Kabupaten Probolinggo.
Didampingi Direktur RSUD, dr Budi Poerwohadi SpPD dan Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penunjang Taufiqurrahman, wali kota Rukmini menegaskan,  dibanding penyakit lain, pasien DBD merupakan yang terbanyak. Menurutnya, kondisi tersebut tak terlepas dari faktor kondisi cuaca belakangan ini. Ditambah daya tahan tubuh, perilaku masyarakat dan faktor lingkungan. Dari angka tersebut, pasien anak-anak mendominasi.
Bahkan dengan meningkatnya penderita Demam Berdarah (DBD) di Kota Probolinggo, membuat Polres Probolinggo Kota ketar-ketir. Kemarin pagi, lingkungan mapolresta yang ada di jalan dr Muhammad Saleh ini, difogging. Mapolresta, asrama dan rumah dinas kapolresta, diasap opleh petugas Rumah Sakit Bhayangkara.
Penyemprotan sarang nyamuk Aides Aegipty dilakukan, bukan karena penghuni di areal mapolres dan petugas terkena DBD, tetapi, sebagai bentuk upaya antisipasi merebaknya DBD. Hingga kini, tak satupun warga asrama dan anggota polisi, meski dinkes setempat, melaporkan jumlah penderita DBD meningkat hingga dua kali lipat lebih, tambahnya. [wap]

Tags: