Dewan Kota Surabaya Sebut Pengawasan Infrastruktur Lemah

Jembatan Jalan Kartini ambles sehingga arus lalu lintas di sekitar lokasi dialihkan, Senin (12/3). [trie diana/bhirawa]

(Jembatan Jalan Kartini Ambles,)
DPRD Surabaya, Bhirawa
Amblesnya jembatan di Jl Kartini menjadi warning bagi semua pihak untuk mengawasi bangunan infrastruktur di Kota Surabaya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Buchori Imron menilai kejadian itu menunjukkan lemahnya pengawasan dan perawatan yang dilakukan Pemkot Surabaya. Padahal, Pemkot Surabaya punya anggaran Rp 1 triliun selama satu tahun untuk pengawasan jalan.
“Kalau anggaran itu tidak terserap maka bisa jadi pengawasan dan perawatan tidak dilakukan. Kalau terserap tapi pengawasan dan perawatan tidak maksimal, ada apa?” ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, Senin (12/3).
Buchori kembali mengatakan pengawasan selalu menjadi masalah terhadap sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Surabaya. “Pembangunan saluran misalnya, ada beberapa saluran yang kembali buntu meski baru setahun usianya,” tambahnya.
Buchori meminta agar Pemkot Surabaya segera memperbaiki jembatan Jalan Kartini itu, karena berdampak pada kenyamanan masyarakat pengguna jalan.
“Kasihan warga masyarakat harus memutar, sehingga perjalanan yang ditempuh tambah jauh,” kata Buchori.
Sementara itu, Pemkot Surabaya mengaku kalau jembatan Kartini yang ambles itu bukan karena tergerus air akibat hujan, namun karena faktor usia. Data Dinas PU Binamarga menyebut jembatan itu dibangun pada 1970-an.
“Bukan karena penahan tergerus air tetapi karena usia jembatan yang dibangun sejak 1970-an,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati.
Erna kembali mengatakan amblesnya Jembatan Kartini sudah diketahui karena itu masuk dalam rencana revitalisasi.
“Jembatan itu sudah masuk perencanaan perbaikan peremajaan sejak 2017 dan sudah kami lelang serta sudah ada pemenang lelang. April 2018 tinggal pelaksanaan,” ujar Erna.
Alasan lainnya, lanjut dia, saluran di bawah jembatan itu dilewati saluran Dinoyo, dan belum bisa dikeruk, sehingga di bawah jembatan itu masih tetap tinggi. Sedangkan di sisi selatan dan utaranya sudah didalamkan hingga 2 meter, sehingga tidak boleh tidak harus tetap diturunkan.
Jadi, meskipun jembatan itu tidak ambles, Pemkot Surabaya memang sudah berencana untuk membongkarnya karena drainase menghambat makanya kalau hujan di daerah Kartini selalu ada genangan.
Oleh karena itu, Jembatan Kartini itu akan segara dibongkar dalam waktu dekat. Pembongkaran itu memakan waktu sekitar 6 hari, dan selanjutnya akan dikeruk atau didalamkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembangunan jembatan. “Pembangunannya sekitar 6 bulan dan bisa lebih cepat. Semoga bisa lebih cepat,” harapnya. [gat, dre]

Tags: