Dinas Kesehatan Kota Batu Fokus Tekan Stunting di Lima Desa

Dengan program PMT diharapkan bisa menekan angka stunting yang terjadi di Kota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) akan memberikan fokus perhatian kepada lima desa di kota ini yang memiliki angka stunting tertinggi. Untuk itu dinkes akan turun langsung ke desa- desa tersebut untuk melakukan program perbaikan gizi.

“Ada lima desa yang yang memiliki kasus stunting tertinggi di Kota Batu. Yakni, di Desa Giripurno, Sidomulyo, Gunungsari, Sumber Brantas dan Kelurahan Sisir. Untuk itu kami akan turun langsung ke desa/ kelurahan tersebut,” ujar Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu, Hayati saat dikonfirmasi, Minggu (18/4).

Ia menjelaskan untuk menekan angka stunting, di tahun 2021 ini pohaknya telah menyiapkan empat program. Salah satunya dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada seluruh balita stunting maupun non stunting. PMT ini juga akan diberikan kepada para ibu hamil agar janin yang tengah dikandung memiliki pertumbuhan yang baik.

Keudian Dinkes juga membuat program pelatihan dan workshop Pemberian Makan Pada Balita (PMBA). Ketiga melakukan pengukuran dan penimbangan balita. “Adapun yang terakhir atau keempat kita akan melakukan rekrutmen dokter konsultasi spesialis anak,”jelas Hayati.

Dengan program ini, Dinkes Batu tahun ini menargetkan pada tahun ini angka stunting bisa menurun hingga berada di bawah 10 persen. Berdasarkan data bulan timbang per Februari 2021, diketahui bahwa angka stunting Kota Batu sebesar 14,8 persen dari 7000 balita yang mengikuti bulan timbang. Adapun total keseluruhan balita yang ada di Kota Batu ada sebanyak 12.000 bayi.

Adapun dari beberapa program yang telah dilaksanakan sebelumnya, Dinkes Kota Batu juga telah meraih keberhasilan dalam menekan angka stunting Kota Batu tiap tahunnya. Pada tahun 2020 pihaknya mengungkap kasus stunting Kota Batu mencapai 23,8 persen. Kemudian dari hasil data bulan timbang per Februari 2021 lalu, kasus stunting Kota Batu turun drastis menjadi 14,8 persen.

Sementara, Wali Kota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi mengatakan bahwa kasus stunting di Kota Batu dikarenakan kurangnya gizi dan kasih sayang dari orang tua. Selain itu banyak ibu muda yang melakukan diet tidak sesuai anjuran medis. “Banyak ibu muda diet ngawur. Dengan begitu tidak akan memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan sang ibu dan anak. Ini jadi salah satu faktor stunting,” ujar Dewanti.

Untuk itu ia berharap program Dinas Kesehatan ini mampu menambah kebutuhan gizi dan kasih sayang anak. Dengan demikian dalam waktu tidak lama maka permasalahan stunting Kota Batu bisa segera diselesaikan atau dihilangkan.[nas]

Tags: