Dinsos Pemrov Jatim Lakukan Penguatan Pilar Sosial Se Wilker Bakorwil V Jember

Sukardi Bidang Penangan Bidang Bencana Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur saat membuka acara Workshop Pencegahan Konflik Sosial bagi Kelompok Rentan tahun 2024, Jumat (8/3)

Jember, Bhirawa.
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur melakukan penguatan terhadap pilar-pilar sosial di Wilayah Bakorwil V Jember dengan menggelar Workshop Pencegahan Konflik Sosial bagi Kelompok Rentan tahun 2024, Jumat (8/3). Pilar sosial tersebut yakni Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pelopor Perdamaian (Pordam) dan Jatim Social Care (JSC).

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani yang diwakili Sukardi Bidang Penangan Bidang Bencana saat membuka acara workshop mengatakan, bahwa kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada pelaku sosial dalam pencegahan konflik sosial bagi kelompok rentan.

” Kami sengaja menempatkan kegiatan workshop di wilayah Bakorwil V Jember, karena lembaga ini membawahi 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sehingga workshop ini merupakan salah satu optimalisasi sinergitas di masing-masing kabupaten/ kota di wilayah Bakorwil. Karena pilar-pilar sosial ini menjadi ujung tombak di daerah,” ujar Sukardi kemarin.

Oleh sebab itu, workshop ini sebagai sarana untuk memberikan pembekalan kepada petugas sosial dalam rangka memberikan layanan terhadap kerawanan sosial kepada masyarakat.” Bagaimana cara melakukan pencegahan konflik sosial bagi kelompok rentan? Bagaimana penangananya? Nah, melalui workshop ini diharapkan teman-teman pilar sosial ini paham dalam menghadapi persoalan di daerah utamanya konflik sosial bagi kelompok rentan serta pencegahannya,” tandasnya pula.

Diakui oleh Sukardi, konflik sosial merupakan dinamika yang sering muncul, sehingga perlu dimaksimalkan pencegahan dan penangan konflik tersebut.” Apalagi potensi konflik masyarakat di Jawa Timur masih tinggi. Terutama di era kebebasan informasi pada era digital yang kerap menjadi pemicu timbulnya gesekan. Seperti konflik sosial antar kelompok atau antar perguruan masih sering terjadi di Jawa Timur,” tandasnya.

Hadir sebagai pembicara, Kepala Bakorwil V Jember Nana Fadjar Prijantoro yang memberikan materi “Optimalisasi Sinergitas di Wilayah Bakorwil V Jember”. Dalam materinya, Nana Fadjar lebih menekankan pentingnya sinergitas pilar-pilar sosial dimasing-masing wilayah.” Workshop ini sarana untuk mensinergikan para pelaku sosial. Mereka dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman, karena kerawanan sosial di masing-masing daerah tidak sama,” ungkapnya.

Dalam materinya pula, Kaban Nana juga menjelaskan terjadi konflik sosial dan kelompok rentan. ” Konflik sosial biasanya dipicu perbedaan antara perorangan, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial. Sedang kelompok rentan diantaranya lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, difabel. Jika ditengah masyarakat ada kelompok rentan, penangananya harus didahulukan karena diatur UU No.39/99. kelompok rentan,” ungkapnya pula.

Sementara, Mohammad Rizki Bidang Penangan Bencana Dinas Sosial Kabupaten Jember berharap kegiatan workshop ini digelar secara rutin sebagai sarana evaluasi bagaimana penanganan konflik sosial bagi kelompok rentan sudah optimal atau tidak. ” Harus menjadi agenda rutin lah, minimal tri wulan sekali digelar kegiatan ini,” harap Rizki kemarin.

Pria berbadan subur ini juga menjelaskan penangan kerawanan konflik sosial bagi kelompok rentan di Jember. Menurutnya, penangan konflik sosial bagi kelompok rentan di Jember berjalan baik dan di support oleh Pemerintah Daerah sehingga penangananya cepat.

” Alhamdulillah di Jember sendiri saat ini sudah terbentuk 10 ribu sahabat tagana dan 237 relawan. Target kmi nanti PR akan ada 1 orang sahabat tagana yang tujuannya untuk kemanusiaan,’ ungkapnya.

Sementara secara terpisah, Nurul Hidayat Pordam asal Kota Probolinggo mengaku workshop ini sarana yang paling pas sebagai wadah komunikasi, tukar pendapat dan berbagi ilmu bagi sesama pelaku sosial di wilayah Bakorwil V Jember. ” Mereka bisa cerita persoalan-persoalan sekaligus penanganan yang dihadapi daerah masing-masing. Kami sangat respek agar kegiatan workshop tidak terputus disini, tapi berkelanjutan,” pungkasnya.(efi)

Tags: