Dispendik Kembangkan Produk Lokal Berbasis Potensi Daerah

Ibu-ibu peserta pengembangan produk lokal oleh Dispendik.

Libatkan Anak-Anak Putus Sekolah Serta Menjadi Pengangguran
Kab.Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Provinsi Jawa Timur melakukan pengembangan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) pengolahan hasil laut di Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengembangan produk lokal berbasis potensi daerah di Kabupaten Probolinggo. Sasarannya adalah masyarakat berusia 16-40 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan atau belum memiliki pekerjaan tetap atau menganggur.
Program PKW pengolahan hasil laut di Kabupaten Probolinggo difokuskan kepada 10 orang dari PKBM Prima Bakti Kecamatan Dringu, 10 orang dari PKBM Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gending dan 10 orang dari PKBM Widya Mandiri Kecamatan Kraksaan. Pusat pengembangannya ada di PKBM Prima Bakti Kecamatan Dringu.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dispendik Kabupaten Probolinggo Solikin, Rabu 4/10 mengatakan, program ini bertujuan sebagai alternative atau acuan dalam pelaksanaan program PKW yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
“Setidaknya dengan program ini nantinya mampu memberdayakan potensi lokal di lingkungan masyarakat kelompok sasaran melalui proses pengelolaan program dan pembelajaran inovatif serta adaptif pada PAUD dan Dikmas. Serta mendorong kemandirian dan kreativitas masyarakat dalam mengelola program dan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas,” katanya.
Menurut Solikin, pengembangan program PKW ini diselenggarakan menggunakan pendekatan ” 4 in 1 ” meliputi identifikasi peluang usaha, pembelajaran kewirausahaan berbasis pengembangan sikap serta pengetahuan dan keterampilan berwirausaha. Termasuk evaluasi hasil pembelajaran serta pendampingan dan perintisan usaha, tegasnya.
Solikin menerangkan bahwa indikator keberhasilan pengembangan program PKW hasil laut di Kabupaten Probolinggo adalah penyusunan/penentuan kegiatan vokasional yang sesuai bagi warga belajar/warga masyarakat di wilayah PKBM yang disesuaikan dengan karakteristik daerah pesisir serta penyusunan panduan penyelenggaraan peningkatan keterampilan vokasional pengolahan hasil alam daerah pesisir bagi warga belajar/warga masyarakat.
“Selain itu, penyusunan bahan ajar tentang pemanfaatan potensi alam di daerah pesisir, penyusunan bahan ajar kewirausahaan serta pembimbingan kepada pendidik dan tenaga kependidikan PKBM terkait dengan memenuhi standar nasional pendidikan,” terangnya.
Melalui output indikator keberhasilan pengembangan program PKW tersebut akan membantu masyarakat untuk mampu memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan kepada peserta didik serta mampu memberikan bekal keterampilan di bidang produksi barang/jasa kepada peserta didik.
“Disamping mampu menanamkan pola pikir (mindset) dan sikap berwirausaha kepada peserta didik. Sekaligus mampu mendorong dan menciptakan rintisan usaha baru melalui kursus dan pelatihan yang didukung oleh dunia usaha dan industri, mitra usaha dan dinas/instansi terkait, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja,” tandasnya.
Dalam pengembangan program PKW hasil laut di Kabupaten Probolinggo ini, Warga Belajar (WB) dari ketiga PKBM tersebut mendapatkan materi pembelajaran berupa membangun karakter wirausaha, memulai usaha, merencanakan usaha, memasarkan dan mengembangkan usaha, praktek pembuatan krupuk dan stik ikan kerong-kerong, praktek pembuatan kecap ikan, praktek pembuatan kecap ikan kerong-kerong, praktek pembuatan abon ikan serta packing, tambahnya. [wap]

Tags: