Dispendikbud Inisiasi Forum Komunikasi Orang Tua Siswa ABK

Acara evaluasi strategi keberlanjutan pendidikann inklusif Kota Pasuruan bersama LPKIPI dan Unicef di kantor Dispendikbud, Kota Pasuruan, Selasa (28/7). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) menginisiasi pembentukan forum komunikasi untuk mendukung dan memfasilitasi para orang tua siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan menggandeng Unicef.
Pembentukan forum komunikasi orang tua siswa anak berkebutuhan khusus tak lain untuk menyelesaikan persoalan dalam menangani anak berkebutuhan khusus di Kota Pasuruan.
“Forum untuk orang tua anak berkebutuhan khusus ini nantinya sebagai langkah awal untuk menyelesaikan persoalan dalam menangani anak berkebutuhan khusus di Kota Pasuruan,” ujar Kepala Dispendikbud Kota Pasuruan, Mualif Arif dalam acara evaluasi strategi keberlanjutan pendidikann inklusif Kota Pasuruan bersama LPKIPI dan Unicef, Selasa (28/7).
Nantinya, dalam forum itu harus melibatkan pihak yang berkompeten untuk membantu para orang tua mempersiapkan tumbuh kembang buah hati berkebutuhan khusus mereka. Fasilitas lainnya adalah pelatihan bagi guru pendamping secara terus menerus.
“Mulai dari psikolog, pemerintah atau dinas, para orang tua anak dan pihak-pihak lainnya harus membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus,” terang Mualif Arif.
Selain itu, Dispendikbud juga akan menyusun perda pendidikan inklusif, membentuk unit layanan disabilitas, meningkatkan kapasitas dan kualitas tenaga pendidikan serta pengadaan sarpas.
“Saat ini, semua sekolah di Kota Pasuruan wajib menerima anak berkebutuhan khusus. Semoga dengan dilaksanakan pendidikan inklusi ini, dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kemajuan pendidikan di Kota Pasuruan,” jelas Plt Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dispendikbud Kota Pasuruan, Endang Nurmiyati.
Sementara itu, Direktur Lembaga Pelatihan Konsultan Inovasi Pendidikan Indonesia (LPKIPI)-Unicef, Lutfi Fisrdausi menyampaikan Kota Pasuruan sudah baik dalam hal konteks institualisasi pendidikan pada anak berkebutuhan khusus. Selain sudah menyediakan sarana dan prasarana, anggaran program inklusi dari tahun ke tahun terus meningkat.
“Kota Pasuruan sangat baik dalam hal pendidikan anak berkebutuhan khusus. Sistemnya tidak memilah anak-anak inklusi dalam satu kelas. Melainkan jadi satu dengan kelas reguler. Pemkot Pasuruan setiap tahunnya juga terus menganggarkan program inklusi. Makanya, tak heran jika Kota Pasuruan jadi pilot project sekolah inklusif nasional,” urai Lutfi Fisrdausi. [hil]

Tags: