Disperindag Lakukan Pasar Murah Komoditi Gula

Warga mengantre membeli gula pasir dalam pasar murah yang digelar Disperindag Jatim di Pasar Wonokromo Surabaya. Pasar murah ini dilakukan untuk menstabilkan harga gula yang terus naik.

Warga mengantre membeli gula pasir dalam pasar murah yang digelar Disperindag Jatim di Pasar Wonokromo Surabaya. Pasar murah ini dilakukan untuk menstabilkan harga gula yang terus naik.

Pemprov, Bhirawa
Kenaikan harga gula yang terus merangkak naik mendapat respon cepat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim. Mulai Jumat (20/5) kemarin, Disperindag mulai menggelar pasar murah khusus gula pasir di beberapa pasar di Jatim.
“Untuk pasar murah khusus gula digelar di sembilan kabupaten/kota di Jatim. Di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Batu, Ponorogo, Madiun dan Tulungagung. Kita bekerjasama dengan PPI (Perusahaan Perdagangan  Indonesia) untuk kegiatan ini. Total gula pasir yang disediakan PPI mencapai 640 ton,” kata Kepala Disperindag Provinsi Jatim Dr Ir M Ardi Prasetyawan MMT dikonfirmasi, Minggu (22/5).
Menurut Ardi, kegiatan pasar murah sedikit berbeda dengan operasi pasar. Pasar murah hanya menjual komoditi yang berpotensi mengalami kenaikan tinggi. Salah satunya seperti gula pasir dan bawang merah. Tujuannya untuk menstabilkan harga di pasaran dan mengendalikan inflasi. Untuk di Surabaya, pasar murah gula ini digelar di Pasar Wonokromo.
“Sementara untuk operasi pasar, kegiatan ini juga akan kita lakukan dalam waktu dekat ini hingga H-3 Lebaran 2016. Komoditinya yaitu beras, gula, tepung terigu dan minyak goreng. Kita telah siapkan anggaran Rp7 miliar. Tapi biasanya menghabiskan anggaran Rp 5 miliar,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, Disperindag Jatim juga terus melakukan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengawasi harga barang yang berpotensi mengalami kenaikan. Selain itu, mereka juga terus melakukan pemantauan harga barang di pasaran.
“Pengawasan juga dilakukan terhadap gudang-gudang agar tidak ada yang melakukan penimbunan. Kami juga kerjasama dengan kepolisian dan KPPU (Komisi Pengawasan Persaingan Usaha) juga,” kata mantan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Jatim ini.
Ardi memperkirakan, kenaikan harga gula dan bawang merah tidak akan berlangsung lama. Sebab, akhir bulan nanti sudah masa panen bawang merah. Sedangkan pabrik gula juga sudah memulai produksi. Sehingga, diharapkan harga akan semakin stabil.
Dikatakannya, masa menjelang puasa dan Lebaran memang berpotensi terhadap kenaikan harga barang. Sebab, banyak permintaan dari masyarakat terhadap barang dagangan. Namun saat ini jumlah permintaan masih dalam batas wajar. “Potensi kenaikan harga saat ini benar-benar dikawal,” katanya.
Sementara itu, pelaksanaan pasar murah gula yang digelar Disperindag Jatim sangat diminati warga. Contohnya di Pasar Wonokromo, sejak dibuka pukul 09.00, masyarakat langsung antre untuk membeli gula. Sebab, harga yang ditawarkan cukup murah dibandingkan harga pasaran. Yakni Rp 12 ribu per kg, sedangkan jika beli di pasaran harga mencapai Rp 16 ribu.
Meski jumlah pembelian dibatasi maksimal hanya dua kilogram saja, namun antusiasme masyarakat tetap tinggi. Menurut salah seorang pembeli bernama Siti, pasar murah saat ini merupakan kesempatan baik yang harus dimanfaatkan. Sebab, selama ini mereka cukup kesusahan dengan harga gula yang semakin meninggi.
Tidak hanya Siti, beberapa pembeli bahkan rela antre beberapa kali agar bisa membeli gula lebih dari dua kilogram. Mereka beralasan gula itu digunakan untuk persediaan selama puasa. Butuh banyak pemanis untuk membuat sirup dan kue-kue Lebaran. [iib]

Tags: