Dongkrak Ketahanan Pangan, DKPP Bojonegoro Kembangkan Florikultura Mawar

Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, Kepala Dinas KPP Bojonegoro, Helmi Elisabeth dan Peneliti Madya BRIN Jawa Timur, Catur Hermanto saat dikebun mawar bernama Buana Indah di Desa Kalangan Kecamatan Margomulyo Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa.
Setelah sukses mengembangkan bunga krisan di Desa Klino Kecamatan Sekar, kini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, siap mengembangkan kebun mawar bernama “Buana Indah” di Desa Kalangan Kecamatan Margomulyo itu, diresmikan langsung oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, kemarin (8/9).

Pengembangan florikultura mawar sebagai salah satu upaya pendongkrak ketahanan pangan. Kebun mawar Buana Indah ini melengkapi pengembangan bunga krisan yang diresmikan tahun lalu, yakni green house di Desa Klino Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro. Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah mengatakan, pengembangan inovasi pertanian dan turunannya menjadi tantangan. Sementara florikultura juga sebagai salah satu bagian dari ketahanan pangan.

Untuk itu, Bupati berpesan kepada DKPP untuk terus mengembangkan beberapa titik tanaman hortikultura. Tak hanya florikultura tapi juga buah-buahan. Juga berkoordinasi dengan dinas lain terkait potensi lain yang juga bisa dilaksanakan pelatihan digital marketing. “DKPP kemarin juga menggelar Fun Farmer’s Day. Di sana value buah sangat berharga. Itulah letak poin bisnisnya,” ujar Bupati.

Bupati menilai usaha hortikultura juga sangat berpotensi. Secara bisnis, lanjut Bupati, Bapak/Ibu juga berpotensi mengembangkan buah-buahan. Pihaknya mengajak pemberdayaan masyarakat melalui kelompok. Sebab, support Pemkab Bojonegoro melalui kelompok. Namun, Bupati menegaskan juga perlu memperhatikan kultur tanah, air dan cuaca. “Mohon dukungan semua, semangat untuk warga Margomulyo agar pengembangan tanaman hortikultura dan florikultura berkembang dengan baik,” imbuh Bupati.

Peneliti Madya BRIN Jawa Timur, Catur Hermanto mengapresiasi pengembangan hortikultura di Bojonegoro. Sebab, potensi pengembangan sangat besar. Mulai dari tanaman hias, buah, hingga sayuran. Walau dalam implementasinya, terkhusus tanaman hias perlu adaptasi. “Misalnya tantangan dari ekologi harus adaptasi ke dataran rendah. Juga perlu membangun skill sumber daya manusia,” pungkasnya.

Selain itu, juga harus memikirkan pasar. Sebab, sumber daya alam di Desa Kalangan sangat potensial sehingga dapat mengundang pasar yang lebih besar. Sementara Kepala Dinas KPP Bojonegoro, Helmi Elisabeth mengatakan, pengembangan florikultur mawar ini masih dalam skala percontohan.

Tentunya keberhasilan tidak terlepas dari inisiasi Ibu Bupati untuk mengembangkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi. “Ini merupakan inisiasi Ibu Bupati untuk pengembangan florikultur sehingga bisa dikembangkan dengan baik. Ke depan, kami akan evaluasi di lokasi yang lebih luas lagi,” ujarnya.

Florikultur, lanjut Helmi, dapat menjadi alternatif untuk pengembangan pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Sementara itu, varietas mawar masih beragam. Sebab, DKPP bersama BRIN masih menguji terhadap klimatologi yang cenderung panas.

Selain itu, pihaknya juga masih melihat sejauh mana varietas yang disenangi oleh pasar. “Sesuai arahan Ibu Bupati, kami akan koordinasi dengan dinperinaker untuk kelompok pengolah mawar melalui pelatihan digital marketing,” imbuhnya.[bas.ca]

Tags: