DPRD Jatim Soroti Infrastruktur Jalan Desa

Anggota DPRD Jatim Afwan Maksum ikut mendorong mobil untuk melewati jalan desa yang rusak parah.

DPRD Jatim, Bhirawa
Masih adanya temuan kerusakan parah infrastruktur jalan desa di Jawa Timur membuat anggota DPRD Jatim prihatin. Pasalnya, pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana desa yang nilainya mendekati angka Rp 1 miliar. Ditambah lagi adanya Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD kabupaten.
Anggota DPRD Jatim asal Dapil Tuban dan Bojonegoro Afwan Maksum mengaku kerusakan infrastruktur jalan desa ia temui langsung saat reses di Kabupaten Bojonegoro. Kerusakan jalan dalam kondisi parah itu terdapat di Desa Deling Kecamatan Sekar.
“Saya temui langsung kerusakan infrastruktur parah saat kegiatan reses minggu lalu. Fakta ini sangat miris, karena menurut warga telah berlangsung bertahun-tahun tanpa perbaikan,” tutur anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, Senin (26/11) kemarin.
Anggota Komisi B yang membidangi perekonomian ini melanjutkan, seharusnya pemerintah daerah peka mengatasi masalah tersebut. Sebab kerusakan jalan itu tidak hanya memutus akses desa dengan kecamatan, tapi juga menyangkut keselamatan warga. Beberapa kali warga dilaporkan sakit meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas atau RSUD.
Afwan menjelaskan, puskesmas terdekat hanya ada di Kecamatan Sekar yang jaraknya tidak kurang dari lima kilometer. Sementara jarak ke RSUD di kota lebih jauh lagi. Kondisi ini juga menyulitkan ibu hamil yang membutuhkan persalinan, apalagi saat malam hari.
“Dari cerita warga, beberapakali warga yang sakit meninggal dalam perjalanan karena terlambat mendapatkan penanganan medis. Karena itu wajar kalau warga punya keinginan untuk memperbaiki jalan desa,” imbuh eksponen aktivis 98 ini.
Afwan mengungkapkan, dalam kegiatan reses minggu lalu, warga juga menyampaikan aspirasi tentang perbaikan infrastruktur jalan desa. Pihaknya berjanji akan meneruskan apirasi tersebut ke pihak terkait, termasuk Bupati Bojonegoro yang baru dilantik.
Menurutnya, aspirasi warga itu sejatinya tak sulit untuk direalisasikan. Sebab, APBD Kabupaten Bojonegoro sangat besar, bahkan kedua tertinggi setelah Kota Surabaya. Selain itu juga ada alokasi dana desa dan dana desa yang bisa dimanfaatkan.
“Di Bojonegoro ini kan juga banyak PMA sektor migas skala besar. Bisa saja menggunakan dana CSR perusahaan tersebut. Bahkan kalau sampai tahun depan tidak terealisasi juga, saya siap memperbaiki dengan dana pribadi,” tegas Afwan. [geh]

Tags: