Dua Kompetensi SMKN 6 Surabaya Tak Pernah Absen LKS Nasional

Kiri – Alfa Dhani Septino – (Culinary), Nurmita Putri – (Hairdressing), Putri Puji Lestari (Beauty Therapy), Shafina Dian (Tourism Industry) dan M Afandi (Pattiserie and Confectionery) berhasil memborong juara pada LKS SMK tingkat Provinsi.

Borong Lima Juara di LKS SMK Tingkat Provinsi

Surabaya, Bhirawa
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) jenjang SMK telah usai pekan lalu, Jumat (26/4). Saat ini, giliran sekolah yang menyumbangkan siswa terbaiknya untuk menjadi kontingen Jawa Timur di tingkat Nasional fokus pada penyiapan dan pemantapan skill juga mental untuk kembali membawa target Jatim menjadi Juara Umum LKS Nasional.

Salah satu sekolah yang bersiap dalam pemantapan skill tersebut adalah SMKN 6 Surabaya. Pada LKS SMK tingkat Provinsi, SMKN 6 Surabaya berhasil membawa dua medali emas dari kategori bidang lomba kompetensi Hairdressing dan Beauty Theraphy. Sedangkan Pattiserie and Confectionery yang menjadi andalan harus berpuas di posisi ketiga. Sementara bidang lomba Tourism Industry berada di peringkat kedua, dan bidang lomba Culinary meraih juara 3.

Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun menyebut akan ada evaluasi dari sekolah terkait performa para siswa pada ajang LKS tingkat provinsi. Lebih lagi, tahun ini pihaknya hanya menyumbangkan dua kategori bidang lomba untuk mewakili Jatim di tingkat Nasional, yaitu Beauty Theraphy dan Hairdressing. Di mana kedua kompetensi tersebut tak pernah absen menyumbangkan prestasinya diajang Nasional selama tiga tahun berturut-turut.

“Kami bersyukur kedua kompetensi ini selalu menjadi kontingen bagi Jawa Timur di tingkat Nasional. Dan ini membuktikkan bahwa pembelajaran guru-guru di bidang ini sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Apalagi saat pertandingan dimulai siswa dihadapkan pada mistery box yang ini harus dikuasai siswa, mereka harus cepat membaca arah mistery box. Dibutuhkan anak yang cerdas karena bermain dengan kreasi dan inovasi siswa,” terangnya, Kamis (2/4).

Bahrun juga mengakui, tahun ini untuk bidang lomba pattiseri dan confectionery yang menjadi andalan sekolah belum bisa meraih juara pertama. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan teknis selama pertandingan. Ia mengakui performa siswanya di hari pertama cukup baik dengan manajemen waktu yang terukur. Sementara di hari kedua, performa siswa tidak cukup baik karena alat pembeku coklat yang digunakan sempat bermasalah. Alhasil hal tersebut berpengaruh pada konsentrasi siswa.

“Dari sisi konsep dan teknik kita sudah bagus. Manajemen waktu aman. Tapi memang ada kendala teknis saat di hari kedua yang memecah konsentrasi siswa kami dan itu karena kesalahan teknis ya dari alat yang digunakan. Jadi kami harus berpuas diri,” urainya.

Terkait persiapan LKS Nasional, Bahrun menyebut pihaknya akan langsung melakukan training center (TC) usai dilakukan evaluasi internal untuk Hairdressing dan Beauty Theraphy. TC akan dilakukan di dua tempat berbeda hingga mendekati pelaksanaan LKS Nasional. Pertama, selama dua bulan di sekolah dengan mendatangkan alumni yang juara LKS untuk sharing ilmu dan pendampingan siswa selama TC.

“Kita rencanakan TC di sekolah dulu selama dua bulan. Kita matangkan skillnya, mentalnya dan hal-hal teknis yang mungkin nanti bisa mengacau siswa kita kuatkan lagi. Kita juga punya bekal ilmu dari masukan juri nasional saat LKS provinsi kemarin. Kemudian langsung kita taruh industri yang sudah bekerjasama dengan kami selama satu bulan. Kita harapkan hasil ini bisa membawa prestasi medali emas di tingkat nasional,” pungkas dia.

Diuntungkan Pernah Jadi Helper LKS Nasional 2023
Ajang bergengsi LKS SMK membawa cerita tersendiri bagi masing-masing peserta yang terlibat langsung dalam perlombaan, baik secara pengalaman maupun ilmu dalam mengasah skill. Seperti yang dirasakan Putri Puji Lestari peserta yang lolos dan meraih juara 1 pada kategori lomba kompetensi Beauty Theraphy. Siswa kelas 11 SMKN 6 Surabaya ini bersyukur, selain karena hasil latihan dan persiapan matang untuk LKS Provinsi, pengalaman menjadi helper saat LKS Nasional tahun 2023 di SMKN 6 Surabaya juga memberikan keuntungan dan manfaat besar bagi dirinya.

Diakui Puput, sapaannya, menjadi helper juga dapat mengasah mental dan skill. Sebab, mengetahui peta dan kondisi medan saat pertandingan apalagi jika hal itu dipersiapkan untuk ajang nasional merupakan previlage tersendiri.

“Alhamdulillah, tahun kemarin terpilih jadi helper untuk LKS Nasional, jadi sudah tahu pandangan LKS nasional nanti gimana, menyesuaikannya bagaimana. Perbedaan dari helper dan mewakili Jatim, yang provinsi lebih fokus ke perawatan, kalau nasional keperawatan tapi ada soal-soal lain yang tidak bisa ditebak,” jabarnya.

Meski baru kelas 11, keterlibatannya dalam LKS tentu memberikan manfaat tersendiri. Sebab, menyiapkan LKS juga harus menguasai materi yang ada di kelas 12. Hal ini tentu bagi dia menjadi keuntungan sekaligus tantangan tersendiri. Misalnya saja, ada materi yang belum dipelajari dikelas 11 tentang facial advance dengan alat frimator brush dan skin fiber.

“Ada keuntungan ikut LKS karena materi kelas 12 beberapa sudah didapat. Tapi juga ada kesulitan untuk menguasai materi kelas 12. Karena waktu juga terbatas. Tapi alhamdulillah bisa. Untuk nasional nanti lebih ditingkatkan lagi, dan persiapan time managemen lebih bagus dan bisa dengan mudah menguasai soal-soal LKS nasional,” tandasnya.

Pebimbing LKS bidang lomba Beauty therapy SMKN 6 Surabaya, Penny Warih Wijayanti mengaku siswa bimbingan harus siap dalam menghadapi LKS nasional. Pihaknya akan mempersiapkan beberapa materi untuk terus diasah dan dilatih seperti massage, rias, dan eye lasheh. Selain itu juga dimatangkan secara mental agar lebih siap lagi meski pernah menjadi helper saat LKS Nasional.

Hal tersebut didasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihaknya. Di mana menurutnya Puput masih kurang dari segi kecepatan. Di samping itu, dalam memanage waktu, Puput masih berpatok pada kisi-kisi.

“Dia (Puput) sebenarnya sudah bagus ya secara kompetensi dan keterampilan. Tapi dia masih terpaku pada waktu yang disediakan. Harusnya bisa menyelesaikan kurang dari waktu itu. Ini yang akan kami perbaiki,” katanya.

Pihaknya juga mengakui keterlibatan juri nasional dalam tim penilaian LKS Provinsi juga menguntungkan bidang-bidang lomba yang akan maju di nasional. Sebab, siswa maupun pebimbing bagaimana karakter juri maupun medan dan tensi saat lomba akan digelar. [ina]

Tags: